Berikutnyaorang yang canduk atau bekam akan menghilangkan pegal dan linu,” imbuhnya. Selain tradisi pengobatan secara herbal, masyarakat Jawa juga memiliki tradisi pengobatan dengan binatang sejak ratusan tahun silam. Tradisi pengobatan tersebut biasanya bercampur dengan kepercayaan atau ritual.

Mungkin kamu pernah melakukan pengobatan tradisional, bukan? Mulai dari yang dikonsumsi sampai kerokan, semuanya merupakan pengobatan tradisional yang ternyata masih belum terbukti secara klinis menurut sains dan sugesti memainkan peran? Atau betulkah pengobatan tradisional tersebut memang dapat menyembuhkan penyakit tertentu? Inilah fakta tentang lima pengobatan tradisional yang wajib kamu ketahui. Bagaimana menurut medisnya, ya?1. K adalah pengobatan tradisional yang paling umum dijumpai di negara-negara Asia, terutama Asia Tenggara seperti Indonesia. Metode kerokan di berbagai negara memiliki banyak kemiripan, namun alat yang digunakan bisa di Indonesia mayoritas kerokan dilakukan menggunakan uang logam, di beberapa negara lain, kerokan biasa dilakukan dengan kayu, batu kerik, dan alat-alat lain yang dibuat ramah terhadap kulit medis, praktik kerokan bisa saja mengurangi gejala beberapa penyakit, seperti demam dan sakit kepala. Namun, ternyata, kerokan memiliki risiko medis yang cukup membahayakan. Itu sebabnya, praktik ini tidak boleh diterapkan kepada semua News Today menulis bahwa risiko kerokan pada posisi kulit yang luka justru akan mengakibatkan infeksi. Orang-orang yang memiliki masalah kulit, mudah berdarah, darah terlalu encer, dan orang dengan alat pacu jantung, sebaiknya tidak melakukan Mengonsumsi rebusan air daun sudah lama dikenal sebagai tanaman yang memberikan segudang manfaat, terutama bagi kesehatan. Laman medis Lybrate menuliskan bahwa daun sirih dapat membantu penderita diabetes untuk mengurangi glukosa dalam darah juga merupakan salah satu jenis tanaman yang dipercaya untuk mengurangi kolesterol jahat dalam tubuh. Yang paling fenomenal, daun sirih dianggap sebagai antikanker karena senyawa kimia dalam daun sirih yang dapat menangkal radikal ternyata, tidak semua orang dapat mengonsumsi daun sirih atau air rebusan daun sirih. Ini terjadi karena daun sirih merupakan salah satu alergen sumber alergi yang bisa memicu alergi bagi sebagian orang. Jadi, sebaiknya, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter mengenai terapi daun sirih yang mungkin akan kamu lakukan. Baca Juga Hanya 1 dari 10 Orang Mengetahui Fakta Kesehatan yang Mengejutkan Ini! 3. Terapi batu beberapa metode pengobatan tradisional yang menggunakan batu giok sebagai alat utamanya. Mulai dari metode pemijatan, jade rolling, dan terapi lainnya menggunakan batu yang mayoritas berwarna hijau terapi batu giok dipercaya dapat menjaga kesehatan tubuh hingga diklaim dapat menyembuhkan beberapa gangguan kesehatan. Namun, menurut jurnal medis Healthline, terapi ini belum teruji secara klinis dan tidak ada bukti ilmiah konklusif yang dapat mendukung pengobatan tradisional Metode adalah metode pengobatan tradisional yang banyak dilakukan di Tiongkok, Korea, Vietnam, dan beberapa negara Asia Tenggara lainnya. Metode ini dilakukan bertujuan untuk merangsang titik akupunktur pada tubuh dan bahan yang digunakan yaitu daun ngai Arthemisia vulgaris.Namun, menurut penelitian medis, metode pengobatan tradisional ini belum teruji secara klinis dan mendasar, seperti ditulis dalam Science Based Medicine. Beberapa kasus kesembuhan mungkin terjadi akibat sugesti kuat yang dialami oleh pasien, meskipun data-data kesembuhan secara medis masih dianggap sangat terapi tradisional ini dapat mengakibatkan efek samping serius yakni luka bakar. Beberapa pasien bahkan melaporkan akibat luka bakar tingkat dua. Kesimpulannya, metode ini tidak diakui sebagai metode pengobatan penyembuh dalam dunia medis, terutama dalam sains medis Mengonsumsi bawang bawang putih sangat menyehatkan dan itu akan membuat masakanmu menjadi lebih sedap dan nikmat. Bawang putih terbukti mengandung senyawa yang dapat mencegah kanker dan menangkal radikal News Today menulis bahwa bawang putih dapat menjadi antibiotik alami yang bagus untuk melawan bakteri jahat dalam tubuh. Selain itu, bawang putih juga sangat baik untuk kesehatan mengonsumsi bawang putih juga memiliki efek samping medis, di antaranya masalah pada pencernaan dan alergi. Mengonsumsi bawang putih di atas ambang normal justru akan berdampak negatif bagi tubuh manusia, seperti diare, penyakit lambung, alergi, napas tak sedap, dan mungkin encernya darah dalam fakta tentang lima cara pengobatan tradisional yang ternyata tidak semua dapat diakui secara medis dan ilmu kedokteran. Semoga dapat menambah wawasan kamu, ya! Baca Juga 9 Fungsi Keringat bagi Kesehatan Tubuh yang Gak Diketahui Banyak Orang IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

HatiHati Dengan Penyakit yang satu ini karena dapat menyebabkan penderita kesulitan berbicara diakibatkan serangan asma yang hebat serta susahnya mengatur pernapasan. Penyakit asma berasal dari kata “asthma” yang diambil dari bahasa Yunani yang berarti “sukar bernapas.” Cara Mengobati Asma Secara Tradisional; If this is your first Pengobatan tradisional sebagai salah satu pengobatan di luar ilmu kedokteran juga dirumuskan pada Pasal 12 Ayat 1 dan 2 Kepmenkes tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional bahwa pengobatan tradisional merupakan salah satu upaya pengobatan dan /atau perawatan cara lain di luar ilmu kedokteran dan/atau ilmu keperawatan. Pengobatan tradisional sebagaimana dimaksud pada Ayat 1 19 Bustanuddin Agus, Agama dalam kehidupan manusia, Jakarta PT Raja Grafindo, Ed. 1-2, 2007, hal. 1-2. 20 Harun Nasution, Falsafah dan Mistisisme dalam Islam, Jakarta Bulan Bintang, 1995, hal. 56. 21 Ninian dalam Peter Connolly, Aneka Pendekatan Studi Agama, terj. Imam Khoiri Yogyakarta, LKiS, 2002, vii, lihat juga Muhaimin, Problematika Agama Dalam Kehidupan Manusia Jakarta Kalam Mulia, 1989, hal. 1. dilakukan sebagai upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, dan/atau pemulihan kesehatan. Metode pengobatan tradisional meskipun di luar ilmu kedokteran namun tetap dipercaya dan diminati oleh masyarakat, hal ini karena tidak semua lapisan masyarakat dapat menerima pengobatan secara medis yang pada umumnya menggunakan obat-obatan melalui proses kimia. Pemerintah menerbitkan aturan melalui Kepmenkes No. 1076//MENKES/SK/VII/2003 tentang Penyelenggaraan Pengobatan tersebut dibentuk oleh Pemerintah, hal ini membuktikan bahwa pengobatan tradisional mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan tradisional didasarkan pada pengalaman dan keterampilan yang didapat secara turun menurun. Pengobatan tradisional dalam perkembangannya terbagi dua yaitu ada yang bersifat tradisional irasional dan tradisional rasional. Pengobatan tradisional rasional yang dimaksud adalah pengobatan tradisional yang dapat diteliti secara Sarana pengobatan umumnya ditempuh oleh seorang yang sakit/tidak sehat dengan menjalani pengobatan baik secara medis konvensional maupun secara tradisional nonkonvensional.Medis memiliki makna yang berhubungan dengan medis ditangani tenaga medis yang dapat dipertanggungjawabkan dan telah diakui oleh ilmu pengetahuan di bidang kedokteran, sedangkan pengobatan tradisional nonkonvensional merupakan pengobatan yang bersifat turun-temurun dan diakui oleh kalangan masyarakat. 22 Soerjono Soekanto dan Herkutanto, Pengantar Hukum Kesehatan, Bandung Remaja Karya, 1987, hal. 114. Peraturan pengobatan tradisional tersebut dibentuk sebagai upaya mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat selain medis. Pasal 1 Ayat 1 Kepmenkes No. 1076//MENKES/SK/VII/2003 tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan pengobatan tradisional adalah pengobatan dan/atau perawatan dengan cara, obat dan pengobatnya yang mengacu kepada pengalaman, keterampilan turun temurun, dan/atau pendidikan/pelatihan, dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat. Tujuan pengaturan penyelenggaraan pengobatan tradisional dirumuskan pada Pasal 2 Ayat 1,2 dan 3 Kepmenkes tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional, bahwa tujuannya 1 membina upaya pengobatan tradisional; 2 memberikan perlindungan kepada masyarakat; 3 menginventarisasi jumlah pengobat tradisional, jenis dan cara pengobatannya. Pengaturan pada Kepmenkes tersebut secara tegas mengatur dan melindungi penyelenggara pengobatan tradisional dan masyarakat selaku pasien. Pengaturan pengobatan tradisional juga ditunjang dan dirumuskan oleh WHO pada tahun 2000 telah menetapkan bahwa pengobatan tradisional adalah jumlah total pengetahuan, keterampilan, dan praktik-praktik yang berdasarkan pada teoriteori, keyakinan, dan pengalaman masyarakat yang mempunyai adat budaya yang berbeda, baik dijelaskan atau tidak, digunakan dalam pemeliharaan kesehatan serta dalam pencegahan, diagnosa, perbaikan atau pengobatan penyakit secara fisik dan juga mental. Pengobatan tradisional sebagai alternatif pengobatan di luar cara medis hanya dapat dilakukan oleh pengobat/orang yang ahli di bidangnya. Menurut rumusan Pasal 1 Angka 16 UU Tahun 2009 tentang Kesehatan yang dimaksud dengan pengobatan tradisional adalah pengobatan dan/atau perawatan dengan cara dan obat yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun temurun secara empiris yang dapat dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Para ahli dalam bidang kesehatan melaksanakan profesi berdasarkan suatu pekerjaan yang mengandung para ahli dalam bidang kesehatan jika telah dilaksanakan dengan benar menurut tolok ukur profesional standar profesi, maka yang bersangkutan harus mendapat perlindungan Tanggung jawab ukum dokter dan tenaga kesehatan didasarkan atas kode etik profesi untuk dipatuhi dan dilaksanakan oleh para pendukungnya mengandung 3 tiga tujuan, yaitu pertama, suatu kode etik profesi memudahkan dalam pengambian keputusan secara efisien; kedua, secara individual para pengemban profesi itu seringkali membutuhkan arahan untuk mengarahkan prilaku profesionalnya; dan ketiga, etik profesi menciptakansuatu pola prilaku yang diharapkan oleh para pelanggannya secara Jenis-jenis pengobatan tradisional tercantum dalam Pasal 3 Ayat 1 Kepmenkes No. 1076//MENKES/SK/VII/2003tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional diklasifikasikan dalam jenis ketrampilan, ramuan, pendekatan agama dan supranatural. Pasal 3 Ayat 2 Kepmenkes 23 Soerjono Soekanto dan Herkutanto,Op. Cit., hal. 35. 24 Hermien Hadiati Koeswadji, Hukum Untuk Perumahsakitan, Bandung Citra Aditya Bhakti. 2002, hal. 37. tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional merumuskan Klasifikasi dan jenis sebagaimana dimaksud pada Ayat 1 meliputi a. Pengobatan tradisional ketrampilan terdiri dari pengobat tradisional pijat urut, patah tulang, sunat, dukun bayi, refleksi, akupresuris, akupunkturis, chiropractor dan pengobat tradisional lainnya yang metodenya sejenis. b. Pengobatan tradisional ramuan terdiri dari pengobat tradisional ramuan Indonesia Jamu, gurah, tabib, shinshe, homoeopathy, aromatherapist dan pengobat tradisional lainnya yang metodenya sejenis. c. Pengobatan tradisional pendekatan agama terdiri dari pengobat tradisional dengan pendekatan agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, atau Budha. d. Pengobatan tradisional supranatural terdiri dari pengobat tradisional tenaga dalam prana, paranormal, dukun kebatinan dan pengobat tradisional lainnya yang metodenya sejenis. Pasal 3 Ayat 3 Kepmenkes tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional menyatakan, definisi operasional klasifikasi pengobat tradisional sebagaimana dimaksud pada Ayat 2 sebagaimana terlampir pada dan jenis pengobat tradisional dikenal dengan istilah battra. a. Battra ketrampilan adalah seseorang yang melakukan pengobatan dan/atau perawatan tradisional berdasarkan keterampilan fisik dengan menggunakan anggota gerak dan/atau alat bantu lain 1 Battra Pijat Urut adalah seseorang yang melakukan pelayanan pengobatan dan/atau perawatan dengan cara mengurut/memijat bagian atau seluruh tubuh. Tujuannya untuk penyegaran relaksasi otot hilangkan capai, juga untuk mengatasi gangguan kesehatan atau menyembuhkan suatu keluhan atau penyakit. Pemijatan ini dapat dilakukan dengan menggunakan jari tangan, telapan tangan, siku, lutut, tumit, atau dibantu alat tertentu antara lain pijat yang dilakukan oleh dukun/tukang pijat, pijat tunanetra. 2 Battra Patah Tulang adalah seseorang yang memberikan pelayanan pengobatan dan/atau perawatan patah tulang dengan cara tradisional. Disebut Dukun Potong Madura, Sangkal Putung Jawa, Sandro Pauru Sulawesi Selatan. 3 Battra Sunat adalah seseorang yang memberikan pelayanan sunat sirkumsisi secara tradisional. Battra sunat menggunakan istilah berbeda seperti Bong Supit Yogya, Bengkong Jawa Barat. Asal keterampilan umumnya diperoleh secara turun temurun. 4 Battra Dukun Bayi adalah seseorang yang memberikan pertolongan persalinan ibu sekaligus memberikan perawatan kepada bayi dan ibu sesudah melahirkan selama 40 hari. Jawa Barat disebut Paraji, dukun Rembi Madura, Balian Manak Bali, Sandro Pammana Sulawesi Selatan, Sandro Bersalin Sulawesi Tengah, Suhu Batui di Aceh. 5 Battra Pijat Refleksi adalah seseorang yang melakukan pelayanan pengobatan dengan cara pijat dengan jari tangan atau alat bantu lainnya pada zona‐zona refleksi terutama pada telapak kaki dan/atau tangan. 6 Akupresuris adalah seseorang yang melakukan pelayanan pengobatan dengan pemijatan pada titik‐titik akupunktur dengan menggunakan ujung jari dan/atau alat bantu lainnya kecuali jarum. 7 Akupunkturis adalah seseorang yang melakukan pelayanan pengobatan dengan perangsangan pada titik‐titik akupunktur dengan cara menusukkan jarum dan sarana lain seperti elektro akupunktur. 8 Chiropractor adalah seseorang yang melakukan pengobatan kiropraksi Chiropractie dengan cara teknik khusus untuk gangguan otot dan persendian. 9 Battra lainnya yang metodenya sejenis. b. Battra Ramuan adalah seseorang yang melakukan pengobatan dan/atau perawatan tradisional dengan menggunakan obat/ramuan tradisional yang berasal dari tanaman flora, fauna, bahan mineral, air, dan bahan alam lain, antara lain 1 Battra Ramuan Indonesia Jamu adalah seseorang yang memberikan pelayanan pengobatan dan/atau perawatan dengan menggunakan ramuan obat dari tumbuh-tumbuhan, hewan, mineral, dll, baik diramu sendiri, maupun obat jadi tradisional Indonesia. 2 Battra Gurah adalah seseorang yang memberikan pelayanan pengobatan dengan cara memberikan ramuan tetesan hidung, yang berasal dari larutan kulit pohon sengguguh dengan tujuan mengobati gangguan saluran pernafasan atas seperti pilek, sinusitis. 3 Shinshe adalah seseorang yang memberikan pelayanan pengobatan dan/atau perawatan dengan menggunakan ramuan obat‐obatan tradisional Cina. Falsafah yang mendasari cara pengobatan ini adalah ajaran “Tao Taoisme” di mana dasar pemikirannya adalah adanya keseimbangan antara unsur Yin dan unsur Yang. 4 Tabib adalah seseorang yang memberikan pelayanan pengobatan dengan ramuan obat tradisional yang berasal dari bahan alamiah yang biasanya dilakukan oleh orang‐orang India atau Pakistan. 5 Homoeopath adalah seseorang yang memiliki cara pengobatan dengan menggunakan obat/ramuan dengan dosis minimal kecil tetapi mempunyai potensi penyembuhan tinggi, dengan menggunakan pendekatan holistik berdasarkan keseimbangan antara fisik, mental, jiwa, dan emosi penderita. 6 Aromatherapist adalah seseorang yang memberikan perawatan dengan menggunakan rangsangan aroma yang dihasilkan oleh sari minyak murni essential oils yang didapat dari sari tumbuh‐tumbuhan ekstraksi dari bungan, buah, daun, biji, kulit, batang/ranting akar, getah untuk menyeimbangkan fisik, pikiran dan perasaan. 7 Battra lainnya yang metodenya sejenis. c. Pendekatan Agama adalah seseorang yang melakukan pengobatan dan/atau perawatan tradisional dan/atau perawatan tradisional dengan menggunakan pendekatan agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, atau Budha. d. Battra Supranatural adalah seseorang yang melakukan pengobatan dan/atau perawatan tradisional dengan menggunakan tenaga dalam, meditasi, olah pernapasan, indera keenam, pewaskita, kebatinan, antara lain 1 Tenaga Dalam Prana adalah seseorang yang memberikan pelayanan pengobatan dengan menggunakan kekuatan tenaga dalam bio energi, inner power antara lain Satria Nusantara, Merpati Putih, Sinlamba, Padma Bakti, Kalimasada, Anugrah Agung, Yoga, Sinar Putih, Sinar Pedrak, Bakti Nusantara, Wahyu Sejati, dan sebagainya. 2 Battra Paranormal adalah seseorang yang memberikan pelayanan pengobatan dengan menggunakan kemampuan indera keenam pewaskita. 3 Reiky Master Tibet, Jepang adalah seseorang yang memberikan pelayanan pengobatan dengan menyalurkan, memberikan energi tenaga dalam baik langsung maupun tidak langsung jarak jauh kepada penderita dengan konsep dari Jepang. 4 Qigong Cina adalah seseorang yang memberikan pelayanan pengobatan dengan cara menyalurkan energi tenaga dalam yang berdasarkan konsep pengobatan tradisional Cina. 5 Battra Kebatinan adalah seseorang yang memberikan pelayanan pengobatan dengan menggunakan kebatinan untuk menyembuhkan penyakit. 6 Battra lainnya yang metodenya Pasien memiliki pengertian orang sakit yang dirawat dokter; penderita sakit; yang memperoleh pelayanan tinggal atau dirawat pada suatu unit pelayanan kesehatan Pelayanan kesehatan terhadap pasien diatur pada Pasal 32 Ayat 1 UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, dalam keadaan darurat fasilitas pelayanan kesehatan, baik pemerintah maupun swasta, wajib memberikan pelayanan 25 Lampiran Kepmenkes No. 1076//MENKES/SK/VII/2003 tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional, Klasifikasi dan Jenis Pengobat Tradisional. 26 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta PT. Media Pustaka Indonesia Phoenix, 2012, hlm. 162. kesehatan bagi penyelamatan nyawa pasien dan pencegahan kecacatan terlebih dahulu; Ayat 2 dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan, baik pemerintah maupun swasta dilarang menolak pasien dan/atau meminta uang muka. Mengutamakan keselamatan terhadap pasien diatur pada Pasal 53 Ayat 1 dan 3 UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan perseorangan ditujukan untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan dan keluarga dan Pelaksanaan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada Ayat 1 harus mendahulukan pertolongan keselamatan nyawa pasien dibanding kepentingan lainnya. Pasal 56 Ayat 1 UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, diatur pula mengenai perlindungan pasien bahwa, setiap orang berhak menerima atau menolak sebagian atau seluruh tindakan pertolongan yang akan diberikan kepadanya. Pasien menolak atau menerima setelah menerima dan memahami informasi mengenai tindakan tersebut secara lengkap. Bentuk perlindungan hukum pasien khususnya dalam lingkup pengobatan tradisional ditetapkan oleh Pemerintah dalam Kepmenkes No. 1076//MENKES/SK/VII/2003 tentang Penyelenggaraan Pengobatan tersebut dibentuk oleh Pemerintah membuktikan bahwa pengobatan tradisional mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Tujuan pengaturan penyelenggaraan pengobatan tradisional dirumuskan pada Pasal 2 Ayat 1,2 dan 3 Kepmenkes tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional, bahwa tujuannya 1 membina upaya pengobatan tradisional; 2 memberikan perlindungan kepada masyarakat; 3 menginventarisasi jumlah pengobat tradisional, jenis dan cara pengobatannya. Peraturan pada Kepmenkes tersebut secara tegas mengatur penyelenggara pengobatan tradisional dan memberikan perlindungan kepada masyarakat selaku pasien pengobatan tradisional. Menurut Pasal 15 Kepmenkes Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional, pengobatan tradisional harus memberikan informasi yang jelas dan tepat kepada pasien tentang tindakan pengobatan yang yang diberikan secara lisan yang mencakup keuntungan dan kerugian dari tindakan pengobatan yang dilakukan. Semua tindakan pengobatan tradisional yang akan dilakukan terhadap pasien harus mendapat persetujuan pasien dan atau keluarganya. Persetujuan dapat diberikan secara tertulis maupun tindakan pengobatan tradisional yang mengandung resiko tinggi bagi pasien harus dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak memberikan tersebut merupakan upaya Pemerintah untuk melindungi mengatur tindakan pihak pengobat tradisional kepada pasien agar tidak dirugikan dalam mendapatkan informasi dan tidakkan yang semestinya. Pelayanan kesehatan berhubungan erat dengan kesembuhan pasien yang berobat. Penyembuhan dan pengobatan adalah kedua terminologi yang tidak sama tetapi juga tidak berbeda sama sekali. Penyembuhan adalah upaya yang dilakukan oleh seseorang terhadap orang yang sedang sakit pasien agar sembuh, sedangkan pengobatan adalah upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk mengobati orang yang sakit pasien agar tersebut menegaskan penyembuhan mempunyai pengertian yang lebih luas dibandingkan dengan pengobatan. Penyembuhan dapat dilakukan dengan beberapa cara, dan salah satu caranya adalah memberikan obat kepada pasien pengobatan. Cara lain agar orang sakit menjadi sembuh, kecuali memberikan obat adalah mengatur makanan diet, memijat dan mengurut, fisioterapi, berolahraga, memberikan mantera-mantera atau cara-cara tradisional yang Di yayasan asy-syifa’ ini memakai atau menggunakan metode pengobatan yang bersumber pada nilai-nilai Islam. Yang mana dikorelasikan dengan pengobatan dan penyembuhan pada mistisme Islam yang terkandung sesuatu misteri yang tidak dapat dicapai dengan cara biasa atau dengan usaha intelektual. Dalam pengobatan tradisional di yayasan asy-syifa’ini menggunakan pengobatan tradisional ketrampilan seperti pijat urut, kemudian menggunakan pengobatan tradisional ramuan seperti ramuan herbal jamu, menggunakan pengobatan tradisional pendekatan agama seperti pengobatan tradisional pendekatan agama islam, dan juga menggunakan pengobatan tradisional supranatural seperti pengobatan tenaga dalam prana, paranormal, kebatinan dan pengobatan tradisional lainnya dengan metode sejenisnya. 27 BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN ASY-SYIFA’ CaraMengobati Penyakit Sipilis Secara Tradisional - Ciri Ciri Terkena Sipilis Biasanya terdapat disekitar area kelamin atau ketiak, namun juga bisa timbul di bibir dan mulut, sudah menjadi ciri-ciri penyakit sipilis lanjutan. Penderita penyakit kelamin khususnya sipilis semakin banyak. Segera Dapatkan Pengobatan Yang Tepat..!! HUBUNGI ArticlePDF Available AbstractSesungguhnya, masyarakat Bugis-Makassar sebagaimana halnya suku-suku bangsa lain di Indonesia, sejak lama telah memiliki sistem pengetahuan tentang pengobatan tradisional yang bersumber dari kearifan lokal mereka. Namun sangat disayangkan pengetahuan tersebut kini hanya diketahui oleh kalangan terbatas yaitu orang tua, sementara tulisan yang ada masih dalam bahasa dan aksara daerah. Oleh karena itu sedikit sekali yang memahami pengetahuan tentang pengobatan tradisional. Dengan tujuan untuk mengkaji sistem pengetahuan pengobatan tradisional Bugis-Makassar dan menyediakan alternatif pilihan bagi warga untuk pengobatan penyakit. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode etnografi, sebagai cara untuk memahami sistem budaya dan model perawatan kesehatan mereka, pengumpulan data juga dilakukan dengan studi kepustakaan, observasi, dan wawancara mendalam. Diketahui bahwa hingga kini masyarakat Bugis Makassar masih memegang teguh pengetahuan tentang pengobatan tradisional sebagai bagian dari sistem budaya mereka. Kata kunci kearifan lokal, pengobatan tradisional, orang Bugis-Makassar. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Pengobatan Tradisional..... S. Dloyana Kusumah PENGOBATAN TRADISIONAL ORANG BUGIS-MAKASSAR THE TRADITIONAL MEDICINE OF BUGIS-MAKASSAR PEOPLE S. Dloyana Kusumah Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan e-mail yanakusumah Naskah Diterima 8 Mei 2017 Naskah Direvisi 31 Juni 2017 Naskah Disetujui 11 September 2017 Abstrak Sesungguhnya, masyarakat Bugis-Makassar sebagaimana halnya suku-suku bangsa lain di Indonesia, sejak lama telah memiliki sistem pengetahuan tentang pengobatan tradisional yang bersumber dari kearifan lokal mereka. Namun sangat disayangkan pengetahuan tersebut kini hanya diketahui oleh kalangan terbatas yaitu orang tua, sementara tulisan yang ada masih dalam bahasa dan aksara daerah. Oleh karena itu sedikit sekali yang memahami pengetahuan tentang pengobatan tradisional. Dengan tujuan untuk mengkaji sistem pengetahuan pengobatan tradisional Bugis-Makassar dan menyediakan alternatif pilihan bagi warga untuk pengobatan penyakit. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode etnografi, sebagai cara untuk memahami sistem budaya dan model perawatan kesehatan mereka, pengumpulan data juga dilakukan dengan studi kepustakaan, observasi, dan wawancara mendalam. Diketahui bahwa hingga kini masyarakat Bugis Makassar masih memegang teguh pengetahuan tentang pengobatan tradisional sebagai bagian dari sistem budaya mereka. Kata kunci kearifan lokal, pengobatan tradisional, orang Bugis-Makassar. Abstract Indeed, Bugis-Makassar society as well as other tribes in Indonesia has long had a system of knowledge of traditional medicine sourced from their local wisdom. But, unfortunately the knowledge is now only known by the limited circles, while the existing writing is still in the language and local script. Therefore, very few understand the knowledge of traditional medicine. In order to assess the traditional Bugis-Makassar treatment system and provide alternative options for citizens for health care, this study was conducted by using ethnographic methods, as a way of understanding their cultural systems and health care models, data collection was also done by literature study, observation , And in-depth interviews. It is known that until now the Bugis-Makassar people still hold the firm knowledge of traditional medicine as part of their cultural system. Keywords local wisdom, traditional medicine, Bugis-Makassar people. A. PENDAHULUAN Kelangsungan hidup manusia sebagai makhluk lingkungan territolial being tergantung kepada kemampuannya beradaptasi terhadap lingkungan hidup tempatnya bermukim. Akan tetapi, berbeda dengan makhluk hidup lainnya, manusia beradaptasi dengan lingkungannya secara aktif. Manusia tidak menyerah dan memanfaatkan lingkungan hidup sebagaimana adanya, melainkan membina hubungan dalam memenuhi kebutuhan hidup yang dihadapinya sebagai makhluk unggulan super being. Berkat kemampuan akalnya untuk berfikir secara berperlambang metaphoric Patanjala Vol. 9 No. 2 Juni 2017 245 - 260 mind dan keterampilan kerja kedua tangannya, manusia mampu menata gejala alam di sekitarnya untuk mempermudah pendekatan dalam penguasaannya. Demikian pula keterampilan kedua tangannya , menyebabkan manusia mampu menciptakan peralatan dan cara pengendaliannya secara efektif, sehingga mempermudah upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya dengan mengolah sumber daya alam yang tersedia. Boedhisantoso S., 2009. Dari sejumlah pengetahuan yang dimiliki oleh manusia dan suatu masyarakat, adalah pengetahuan yang berkenaan dengan usaha menghindari dan menyembuhkan suatu penyakit secara tradisional, yang berbeda dengan sistem pengetahuan pengobatan modern. Sakit, secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi/ keadaan yang tidak seimbang baik terhadap diri sendiri maupun lingkungannya Foster. Oleh sebab itu, jika seseorang tidak bisa menjaga keseimbangan diri dengan lingkungannya, dapat dikatakan bahwa organisme tubuhnya tidak berfungsi sebagaimana mestinya maka orang tersebut dikatakan sakit. Pada umumnya, masyarakat mengatakan bahwa ketidakseimbangan itu disebabkan oleh dua faktor, yakni faktor fisik dan non-fisik. Faktor fisik yang dimaksud adalah gajala-gejala alam seperti karena angin, kelembaban, panas, dingin dan hujan. Sementara itu faktor non-fisik dimaksudkan adalah makhluk-makhluk gaib/halus seperti dewa, roh halus, setan, dan benda-benda yang dipandang mempunyai kekuatan gaib melalui seseorang yang mampu menguasai dan mengendalikannya. Sistem pengobatan untuk dua fenomena yang berbeda dan tidak pernah bertemu itu sama-sama diperlukan oleh masyarakat kita, baik mereka yang berada di perkotaan juga yang berada di pedesaan sekalipun coraknya berbeda satu dengan lainnya. Pada umumnya orang yang tinggal di pedesaan atau mereka yang secara finansial kurang mampu, jika terserang suatu penyakit, yang pertama dilakukan adalah mencari sesuatu umumnya tumbuhan yang ada di sekitar kediamannya, meminta bantuan kepada pengobat tradisional, dan baru menghubungi dokter apabila penyakit yang dideritanya tidak juga hilang. Apa yang diuraikan di atas tersebut menunjukkan bahwa sekalipun pengobatan modern telah menunjukkan kemajuan yang pesat, juga paramedis yang membidangi pengobatan modern tersebut sudah banyak, akan tetapi fungsi dan peran obat tradisional yang umumnya terbuat dari berbagai tanaman /herbal masih tetap dibutuhkan dan dicari orang. Hal serupa juga dijumpai dalam kehidupan masyarakat Bugis-Makassar yang hingga kini konsisten dengan sistem pengobatan tradisional yang mereka warisi secara turun temurun dari leluhurnya. Namun demikian, kekayaan hayati tersebut belum bisa digunakan secara maksimal karena permasalahan sebagai berikut 1 Masyarakat Bugis-Makassar adalah salah satu suku bangsa yang sejak lama memiliki pengetahuan tentang pengobatan tradisional, akan tetapi hal tersebut belum banyak diteliti. 2 Penguasaan akan pengetahuan tentang pengobatan tradisional sangat terbatas pada kalangan orang-orang tua, dengan pewarisan melalui tuturan kata atau perbuatan. Sementara itu naskah lama yang berisi ilmu pengetahuan tentang tanaman obat dan cara pengobatannya ditulis dalam bahasa daerah, sedangkan orang yang mampu membaca dan menterjemahkan kandungan isinya juga sangat terbatas. 3 Masih banyak warga yang mempunyai daya beli rendah sehingga, keberadaan obat tradisional yang bersumber dari kekayaan hayati bisa menjadi alternatif pilihan. Pengobatan Tradisional..... S. Dloyana Kusumah Sehubungan dengan masalah yang diuraikan di atas, dipandang perlu dilakukan penelitian/pengkajian tanaman obat dan cara pengobatannya, sehingga di kemudian hari bisa membantu pemerintah dalam program pembangunan bidang kesehatan. Menyikapi permasalahan yang dikemukakan di atas maka tujuan penelitian ini mencakup beberapa hal antara lain • Menggali dan mengkaji salah satu aspek pengetahuan budaya orang Bugis-Makassar yang berkenaan dengan sistem pengobatan tradisional dan upaya perawatan dengan memanfaatkan tanaman obat/herbal. • Menyediakan alternatif pilihan bagi warga masyarakat yang memiliki daya beli rendah atau kurang mampu, sehingga bisa memanfaatkan pengetahuan tradisional ini untuk perawatan kesehatan mereka. • Menyediakan tulisan tentang pengetahuan tradisional yang berkenaan dengan obat dan pengobatan tradisional, khususnya bagi warga masyarakat yang ingin mendalami pengetahuan tersebut. Dalam penelitian ini ruang lingkup pengkajian terbagi atas dua hal, yaitu sasaran material dan sasaran spasial kewilayahan. Sasaran material meliputi persepsi masyarakat Bugis-Makassar tentang konsep sehat dan sakit, ciri-ciri penyakit dan obatnya, serta pengetahuan tentang berbagai tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk pengobatan tradisional. Adapun ruang lingkup spasial kewilayahan, penelitian dipusatkan di Kota Makassar dan Kabupaten Barru. Pertimbangan pemilihan lokasi selain bisa mewakili seluruh masyarakat dalam wilayah kebudayaan Bugis-Makassar, di kedua lokasi tersebut masih banyak dijumpai praktik pengobatan yang menggunakan tanaman-tanaman tertentu sebagai bahan untuk dijadikan obat. Secara konseptual, pengobatan tradisional di Indonesia merupakan bagian kebudayaan bangsa Indonesia yang diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya secara lisan atau tulisan Djlantik, 1983 3. Dalam kaitan ini muncul kepustakaan yang memaparkan jenis dan tumbuhan obat yang kemudian dikenal dalam masyarakat bahkan kini dilengkapi dengan kandungan ilmiahnya. Untuk menumbuhkan pemahaman yang sama terhadap berbagai istilah dalam konsep pengobatan tradisional dipandang perlu dijelaskan secara rinci hal-hal yang berkaitan dengan definisi, prinsip-prinsip yang digunakan dalam dunia pengobatan tradisional, sebagai berikut. Pengobatan tradisional battra, adalah pengobatan dan atau perawatan dengan cara obat dan pengobatannya yang mengacu kepada pengalaman dan keterampilan turun temurun dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat . Obat tradisional, definisi World Health Organisazion WHO, adalah total kombinasi pengetahuan dan praktik-praktik, apakah dijelaskan atau tidak digunakan untuk mendiagnosis, mencegah atau menghilangkan penyakit fisik, mental atau sosial dan mungkin mengandalkan hanya pada pengalaman masa lalu dan observasi diturunkan dari generasi ke generasi, lisan atau tertulis. Istilah obat pelengkap atau obat alternatif digunakan antar-changeably dengan obat tradisional di sejumlah negara. Mereka merujuk kepada sekumpulan luas praktik perawatan kesehatan yang bukan merupakan bagian dari negara itu sendiri dan tidak terintegratif ke dalam sistem perawatan kesehatan yang dominan. Obat tradisional, yang dimaksud adalah obat-obatan yang diolah secara tradisional, turun temurun berdasarkan Zulkifli, Fakultas kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, http// Patanjala Vol. 9 No. 2 Juni 2017 245 - 260 resep nenek moyang, adat istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat, baik bersifat magic maupun pengetahuan tradisional. Menurut penelitian masa kini, obat-obatan tradisional memang bermanfaat bagi kesehatan, dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau oleh masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya. Obat tradisional pada saat ini banyak digunakan karena menurut beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkan efek samping, karena masih bisa diterima oleh tubuh. Konsep sehat White,1977, mengatakan bahwa sehat adalah suatu keadaan di mana seseorang pada waktu diperiksa tidak mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda penyakit dan kelainan. Sedangkan sehat menurut masyarakat adalah sebagai suatu kemampuan fungsional dalam menjalankan peran-peran sosial dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan pada abad ke-21, sehat dipandang dengan perspektif yang lebih luas meliputi, rasa memiliki kekuasaan, hubungan kasih sayang, semangat hidup, jaringan dukungan sosial yang kuat, rasa berarti dalam hidup, atau tingkat kemandirian tertentu Haber, dalam Iwan Purnawan, S. Kep. NS. 1994. Sementara itu World Health Organization WHO, menyatakan bahwa karakteristik yang dapat meningkatkan konsep sehat yang positif adalah seperti a. Memperhatikan individu sebagai sistem yang menyeluruh. b. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal. Diunggsah 21 April, 2015 konsep-sehat/diunggah Tanggal 4 juLI 2013, Pukul WIB. c. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup. Sedangkan sakit merupakan proses di mana fungsi individu dalam satu atau lebih dimensi yang ada mengalami perubahan atau penurunan bila dibandingkan dengan kondisi individu sebelumnya. B. METODE PENELITIAN Penelitian yang berjudul Pengobatan Tradisional Orang Bugis-Makassar merupakan sinkronisasi antara kebutuhan manusia dengan akumulasi pengetahuan ilmiah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kegiatan ini merupakan “penelitian strategis”. Dalam hal ini peneliti memulai pekerjaan dengan menggunakan metode etnografis yang dikembangkan oleh James Spradley 1997, diawali dari perhatian terhadap berbagai masalah kemanusiaan. Sebagai contoh penelusuran terhadap suatu pemahaman tentang sistem perawatan kesehatan yang memberikan solusi yang tepat bagi semua anggota masyarakat khususnya mereka yang kurang mampu. Agar hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut a. Penelitian ini diawali dengan melakukan studi kepustakaan library research, maksudnya agar memperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai hal-hal yang berkaitan dengan materi penelitian. Hasil studi kepustakaan bermanfaat sebagai bahan penyusunan kerangka konseptual, selain menjadi bahan referensi, dan mempermudah analisis data. b. Observasi yakni pengamatan langsung. Jorgensen dalam Metode Penelitian Diunggah tanggal 17 Juli 2015. Pengobatan Tradisional..... S. Dloyana Kusumah Kualitatif, 2001 mengatakan bahwa metode pengamatan langsung atau berperanserta dapat didefinisikan sebagai fondasi penelitian dan metodenya, memperoleh data dalam situasi nyata langsung dari pribumi di lapangan. Berkaitan dengan pernyataan tersebut telah dilakukan pengamatan tentang tata cara pengobatan tradisional dengan ramuan tanaman tertentu yang dilakukan oleh praktisi sanro Bugis, atau mencermati tindakan para pengobat tadi ketika menangani orang sakit. c. Wawancara dengan berbagai pihak seperti narasumber yakni praktisi pengobatan tradisional, warga masyarakat yang terpilih berdasarkan random sampling yang menggunakan tanaman obat untuk penyembuhan penyakit. Wawancara dalam bentuk pertanyaan bersifat struktural dan terbuka yang memungkinkan tergalinya informasi mengenai domain unsur-unsur dasar dalam pengetahuan budaya responden/narasumber. Pertanyaan-pertanyaan itu memungkinkan peneliti menemukan bagaimana responden atau narasumber mengorganisir pengetahuan mereka tentang tanaman obat dan tata cara pengobatan tradisional dalam upaya pencegahan dan perawatan kesehatan. C. HASIL DAN BAHASAN Untuk kepentingan penelitian Pengobatan Tradisional Orang Bugis Makassar dipilih Kota Makassar dan Kabupaten Barru. Kedua lokasi tersebut dipandang mewakili unsur budaya masyarakat Sulawesi Selatan secara keseluruhan. Selain itu, di kedua lokasi masih dijumpai pengobat tradisional yang menggunakan ramuan tumbuhan, mudah dijangkau baik dari sisi jarak maupun biaya. Dengan demikian diharapkan hasil penelitian ini sesuai dengan topik yang ditetapkan. 1. Kota Makassar Selayang Pandang Letak geografis Kota Makassar adalah sebagai berikut sebelah utara dan timur berbatasan dengan Kabupaten Maros, sebelah selatan dengan Kabupaten Gowa, dan sebelah barat dengan Selat Makassar. Kota Makassar memiliki luas wilayah sebesar Km2 dan secara administratif terbagi atas 14 kecamatan dan 143 kelurahan. Topografi wilayah pada umumnya berupa dataran tinggi, dataran rendah, dan daerah pantai. Dataran rendah merupakan wilayah yang paling dominan di daerah ini. Selain itu juga memiliki beberapa wilayah kepulauan yang dapat kita lihat sepanjang garis pantai Kota Makassar. Jumlah penduduk Kota Makassar tahun 2010 tercatat sebanyak jiwa yang terdiri atas jiwa laki-laki, atau 49,37% dan 612,48 jiwa perempuan atau 51,36% dari total penduduk Makassar. Iklim Kota Makassar berdasarkan catatan Stasiun Meteorologi Maritim Paotere menunjukkan rata-rata kelembaban udara 81-91 persen, curah hujan 2729 Mm, hari hujan 144 hari, temperatur udara sekitar 26,7 C dan rata-rata kecepatan angin 4 Knot. Meskipun sarana kesehatan modern sudah banyak dibangun dan sumber daya manusia di bidang kesehatan tersedia, akan tetapi pengobat tradisional masih tetap berperan dan banyak didatangi warga. Di Kota Makassar sendiri, dijumpai banyak pengobat tradisional yang berlatarbelakang pegawai negeri sipil PNS atau ibu rumah tangga. Namun karena keahlian yang mereka miliki, khususnya pengetahuan tentang meramu tumbuhan menjadi obat, membuat para pengobat tradisional tersebut tetap eksis dalam kehidupan masyarakat Kota Makassar. Berdasarkan pengamatan langsung di lapangan, ada dua pengobat tradisional yang sangat populer di kalangan masyarakat Makassar, hingga setiap praktik selalu didatangi oleh lebih dari 200 dua ratus orang pasien dari berbagai Patanjala Vol. 9 No. 2 Juni 2017 245 - 260 pelosok kota. Demikian pula sentra penjualan obat yang berasal dari tumbuhan/herbal kini banyak dijumpai di sudut-sudut kota. Dapat diasumsikan bahwa kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan telah semakin berkembang dengan menyandingkan dua kutub yang berbeda yakni pengobatan modern dan pengobatan tradisional. Jika sistem pengobatan modern yang dilakukan oleh paramedis atau dokter diperoleh melalui pendidikan formal, sebaliknya pengetahuan tentang tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat diperoleh masyarakat melalui beberapa cara. Pertama, memperoleh pengetahuan dengan membaca lontarak pabbura yakni naskah kuno yang berisi pengetahuan tentang tanaman dan cara penggunaannya untuk penyembuhan penyakit. Kedua, seperti keterangan beberapa pengobat diperoleh karena turunan, atau warisan dari orang tua dan leluhurnya, dan beberapa di antaranya karena keistimewaan yakni secara gaib. Pengertian gaib ini tidak dapat dijelaskan secara ilmiah karena berkaitan dengan sistem kepercayaan yang mereka miliki. Ketiga, berdasarkan pengalaman yakni mendengar dari orang lain dan mencoba meramu obat sendiri, hal ini dapat dilakukan karena umumnya tumbuhan yang digunakan dapat dijumpai di sekitar lingkungan hidup mereka Dinas Kesehatan Kota Makassar, 2011. Gambar 1. Lontarak Sumber S. Dloyana Kusumah, 2016. 2. Sekilas Kabupaten Barru Sebelum dibentuk menjadi sebuah daerah otonom berdasarkan UU No. 29 Tahun 1959, daerah ini terdiri atas 4 wilayah swapraja di dalam Kewedanaan Barru Kabupaten Pare-Pare lama, masing-masing Swapraja Barru, Swapraja Tanete, Swapraja Soppeng Riaja, dan bekas Swapraja Mallusetasi. Ibu kota Kabupaten Barru kini bertempat di bekas ibu kota Kewedanaan Barru. Kabupaten Barru lahir berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi Selatan. Dengan luas wilayah Km2, Kabupaten Barru dihuni oleh 154,008 jiwa. Batas wilayah di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Pare-Pare, di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Pangkep, di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Makassar dan di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Soppeng. Secara administratif Kabupaten Barru terbagi atas 7 kecamatan dan 54 desa/kelurahan. Sebagaimana halnya penduduk di Provinsi Sulawesi Selatan, orang Barru umumnya mempunyai mata pencaharian sebagai petani, nelayan, buruh, jasa, dan PNS. Adapun tingkat pendidikan sangat bervariatif dari tingkat Sekolah Dasar SD hingga ke Perguruan Tinggi. Di Kabupaten Barru terdapat beberapa pesantren besar, dan menghasilkan santri yang berkualitas baik dari sisi spiritual maupun mental. Dalam bidang kesehatan, seperti daerah tetangganya orang Barru selain mempercayai praktik dokter, juga masih memiliki kepercayaan yang besar terhadap peran para penyembuh tradisional seperti sanro. Oleh sebab itu tidak heran jika di daerah ini masih dijumpai sejumlah penyembuh tradisional yang dapat menyembuhkan macam-macam penyakit, baik penyakit fisik maupun mental. Di Kabupaten Barru, para penyembuh tradisional ini rata-rata sudah bergelar haji/hajah, hingga setiap tindakan Pengobatan Tradisional..... S. Dloyana Kusumah penyembuhan yang dilakukannya selain menggunakan ramuan dari berbagai tumbuhan, juga dilengkapi dengan mantera-mantera, atau doa yang diambil dari ayat suci Al Quran Monografi Kabupaten Barru, 2011. Dipilihnya lokasi penelitian seperti yang dipaparkan di atas, didasarkan pertimbangan dan masukan dari tokoh-tokoh masyarakat di Sulawesi Selatan. Dipilihnya dua lokasi yang akan dijadikan sasaran penelitian yakni Kota Makassar, dan Kabupaten Barru karena alasan sebagai berikut. Masih banyak warga masyarakat yang memanfaatkan tanaman sebagai bahan pengobatan untuk macam-macam penyakit, dalam arti sistem pengobatan tradisional masih tetap digunakan oleh masyarakat pendukungnya, sekalipun unsur pengobatan modern telah dikenal dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Di dua lokasi tersebut masih dijumpai tokoh/praktisi pengobatan tradisional, baik yang digolongkan sebagai dukun sanro, maupun orang biasa yang memiliki kemampuan mengobati macam-macam penyakit dengan memanfaatkan tanaman sebagai bahan bakunya. Di lokasi penelitian tersebut, hingga kini masih banyak ditemukan berbagai tanaman yang bisa dimanfaatkan untuk bahan pengobatan. Dalam praktik pengobatan, selain memanfaatkan tanaman sebagai bahan baku, juga menggunakan unsur budaya asli seperti mantera yang diucapkan dalam bahasa daerah setempat dan disertai pembacaan ayat-ayat tertentu yang dicuplik dari Al-Quran. Pada dasarnya, pengetahuan tentang kondisi sehat dan sakit tidak terlalu mutlak dan universal karena ada faktor-faktor lain di luar kenyataan klinis yang mempengaruhinya terutama faktor sosial budaya. Kedua pengertian tersebut saling mempengaruhi dan pengertian yang satu hanya dapat difahami dalam konteks pengertian yang lain. Banyak ahli filsafat, antropologis, sosiologis, psikologis, kedokteran dan bidang ilmu pengetahuan telah mencoba memberikan pengertian tentang konsep sehat dan sakit ditinjau dari masing-masing disiplin ilmu. Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan dengan kemampuan atau ketidakmampuan manusia beradaptasi dengan lingkungan baik secara biologis, psikologis maupun sosio budaya. Dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 1992, tentang kesehatan dinyatakan bahwa "Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi". Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai suatu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental, dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan. Selanjutnya diuraikan bahwa definisi sakit tidak lain adalah, seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit menahun kronis atau gangguan kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas kerja/kegiatannya terganggu. Walaupun seorang dikatakan sakit istilah sehari-hari seperti masuk angin, pilek, tetapi bila ia tidak merasa terganggu untuk melaksanakan kegiatannya maka ia dianggap tidak sakit. Dalam hal ini, sehat harus dinilai sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri atas unsur-unsur fisik, mental, dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan. Keempat dimensi kesehatan tersebut saling berkaitan dan mempengaruhi dalam mewujudkan tingkat kesehatan seseorang. Kesehatan fisik terwujud apabila seseorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara obyektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan. Kesehatan mental jiwa mencakup tiga komponen, yakni pikiran, emosional, dan spiritual. Pikiran sehat Patanjala Vol. 9 No. 2 Juni 2017 245 - 260 tercermin dari cara berfikir atau jalan fikiran, emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya. Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan. Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau kepercayaan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling toleran dan menghargai. Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang dewasa produktif, dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial. Ahli lainnya mengatakan bahwa keluhan sakit illness berbeda dengan penyakit desease. Pengertian sakit berkaitan dengan gangguan psikososial yang dirasakan seseorang dan bersifat subyektif. Sedangkan pengertian penyakit berkaitan dengan gangguan yang terjadi pada organ tubuh berdasarkan diagnosis medis dan bersifat objektif Rosenstock, Irwin M., 1974, 24 354. Sementara itu konsep sehat dan sakit dalam pemahaman sosial budaya masyarakat Bugis-Makassar di Provinsi Sulawesi Selatan adalah sebagai berikut. Persepsi mereka tentang sakit terungkap dalam berbagai istilah yang digunakan dalam pembicaraan sehari-hari, antara lain seperti malasa, madoko, makdokkong. Kata-kata tersebut mengacu kepada konsep sakit yang berarti kondisi atau keadaan fisik seseorang sedang tidak seimbang. Dalam pemahaman mereka ketidakseimbangan yang dialami oleh Biro Pusat Statistik, Profil Wanita, Ibu dan Anak di Indonesia, Jakarta, 1994. Diunggah 17 Juli 2015. seseorang disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal pengaruh yang berasal dari dalam diri individu dan faktor eksternal pengaruh yang datang dari luar. Menurut mereka faktor yang pertama disebabkan antara lain oleh adanya kondisi organ tubuh yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, atau bisa juga disebabkan oleh faktor keturunan. Sementara itu faktor eksternal, disebabkan oleh beberapa unsur seperti adanya wabah penyakit yang menyerang, perubahan iklim atau keadaan suhu udara, gangguan makhluk halus, keracunan, dan berbagai unsur yang disebabkan oleh kerusakan lingkungan termasuk perbuatan sesama manusia. Sesuai dengan faktor-faktor penyebab penyakit tadi, masyarakat setempat mengenal berbagai penyakit. Sekalipun demikian, setiap jenis penyakit dapat dimasukkan dalam kategori penyakit dalam dan penyakit luar. Menurut istilah orang Bugis penyakit dalam disebut lasa rilaleng penyakit tersembunyi atau penyakit dalam dan penyakit luar disebut lasa massobu dan lasa talle atau penyakit luar yang bisa dilihat secara kasat mata. Selain istilah di atas, masyarakat di lokasi penelitian juga mengenal pengelompokkan jenis penyakit menjadi dua kategori, masing-masing lasa ati penyakit hati kejiwaan rohaniah, dan lasa tubuh atau lasa watakalle penyakit jasmani; gangguan kesehatan pada bagian tubuh. Pengelompokkan tersebut bersumber dari pemahaman atau pengetahuan mereka tentang diri makhluk manusia yang terdiri atas dua unsur, yaitu jasmani dan rohani, jiwa dan raga, lahiriah dan batiniah. Perpaduan dua unsur inilah yang membentuk sosok tubuh manusia sebagai suatu kesatuan organisme. Menurut mereka, tubuh manusia yang berbentuk ragawi itu merupakan perpaduan dari empat zat alamiah yaitu tanah, air, angin, dan api, sedangkan aspek rohaniah dikenal sebagai sumangek sukma. Sukma yang berada dalam tubuh manusia dipandang hanya berdiam untuk Pengobatan Tradisional..... S. Dloyana Kusumah sementara, dan akan berpisah ketika manusia itu mati. Peristiwa kematian itu sendiri menyebabkan seluruh unsur tubuh manusia kembali ke asalnya atau ke alam fana, sedangkan sukma akan tetap hidup dan melanjutkan proses kehidupannya di alam gaib yang bersifat abadi. Sesuai dengan pandangan tersebut, maka konsep pengetahuan budaya orang Bugis-Makassar khusus yang berkaitan dengan istilah "sakit" tidak lain adalah mengacu kepada adanya kondisi fisik yang tidak stabil, akibat terjadinya gangguan serta disfungsional antara zat-zat alam yang terdapat dalam diri manusia itu sendiri. Dalam konteks ini hakikat keberadaan alam ditentukan coraknya oleh suhu udara. Suhu udara itu sendiri ditandai oleh sifat panas dan dingin, dengan sumber yang berbeda pula. Udara panas bersumber dari matahari, sedangkan udara dingin bersumber dari bulan. Sesuai dengan pengelompokkan penyakit menurut kategori panas dan dingin tersebut, pengetahuan budaya yang berkaitan dengan sistem pengobatan tradisional pun terbagi ke dalam dua kelompok dasar. Pertama, pengobatan terhadap gejala panas, disebut urang pella, dan kedua, pengobatan yang bertalian dengan gejala dingin disebut urang cekkek. Konsep ini, seperti dalam kenyataannya telah mendorong tumbuhnya bermacam-macam cara dan praktik pengobatan, baik melalui sistem ramuan maupun mantera-mantera di samping adanya upaya lain seperti upacara tolak bala, meditasi, penggunaan sistem penangkal dan azimat. Adapun pengobatan tersebut biasanya dilakukan oleh seseorang yang dipandang ahli yaitu sanro, atau dapat juga anggota masyarakat biasa yang mempunyai keahlian di bidang pengobatan tradisional. Adapun pengobatan/ penyembuhan melalui pemanfaatan ramuan obat yang berasal dari tanaman, pada umumnya dilakukan dengan cara digosokkan ataupun dibuat parem. Ramuan tersebut terdiri atas bahan-bahan antara lain buah pala, kepingan batang kayu atakka sejenis pohon kayu yang berukiran besar dan tinggi dengan daun yang rimbun. Kayu tersebut dipandang memiliki kekuatan magis dan sakral karena bertalian dengan proses kehadiran manusia pertama ke bumi dewa. Ramuan lain yang digunakan berasal dari jenis rempah-rempah antara lain, merica putih, bawang putih, intan hitam dan putih, temu, daun jeringo, jeruk purut, tapak dara, kunyit, kencur dan sebagainya. Semua bahan tadi biasanya dicampur menjadi satu kemudian dilumat dan digosokkan pada bagian tubuh yang sakit. Ramuan tersebut digunakan untuk penyembuhan jenis penyakit luar. Masih banyak tanaman lainnya yang menjadi bahan untuk pengobatan berbagai penyakit. Karena berada di sekeliling kehidupan manusia, dan mudah diperoleh tidak heran apabila sebagian besar masyarakat Bugis-Makassar hingga kini masih akrab dengan tata cara pengobatan tradisional. Dari sisi perilaku pencarian pengobatan pada orang sakit di Sulawesi Selatan pada umumnya terdiri atas tiga hal pokok yakni a sumber pengobatan apa yang dianggap mampu mengobati sakitnya, b kriteria apa yang dipakai untuk memilih salah satu dari beberapa sumber pengobat yang ada, dan c bagaimana proses pengambilan keputusan untuk memilih sumber pengobat tersebut. Sumber pengobatan itu sendiri sesungguhnya meliputi tiga faktor, yakni pengobatan rumah tangga/pengobatan sendiri dengan menggunakan obat, obat tradisional atau cara tradisional, pengobatan medis yang dilakukan oleh praktik perawat, praktik dokter, pusat kesehatan masyarakat Puskesmas atau rumah sakit, serta pengobat tradisional Young, James C., 1980,71 106-131. Patanjala Vol. 9 No. 2 Juni 2017 245 - 260 Namun demikian terdapat kriteria tertentu yang digunakan masyarakat untuk memilih sumber pengobatan seperti juga yang dijumpai pada masyarakat Bugis-Makassar di Provinsi Sulawesi Selatan yakni pengetahuan tentang sakit dan pengobatannya, keyakinan terhadap obat/pengobatan, keparahan sakit, keterjangkauan biaya dan jarak. Dari empat kriteria tersebut pada sebagian besar masyarakat setempat faktor keparahan sakit dan keterjangkauan biaya dan jarak menduduki tempat yang paling dominan. Kenyataan di atas sangat signifikan dengan teori Green 1980 yang mengatakan bahwa perilaku kesehatan dapat dilihat sebagai fungsi pengaruh kolektif dari tiga faktor yaitu a. faktor predisposisi antara lain pengetahuan, sikap, dan persepsi, b. faktor pemungkin antara lain ketersediaan dan keterjangkauan yang terkait dengan biaya untuk mendapatkan obat tradisional dan jarak yang harus ditempuh, c. faktor penguat antara lain dukungan lingkungan sosial Green, Lawrence W., etc.,1980 14-15. Ketika seorang individu atau anggota masyarakat memutuskan dan mengambil sikap untuk menentukan pilihan terhadap sumber pengobatan dapat dipastikan bahwa sebelumnya ia telah memperoleh atau menerima informasi dari orang lain tentang pengobat yang akan didatanginya, selanjutnya ia akan memroses berbagai kemungkinan dan dampaknya atas putusan yang ia buat, serta kemudian membulatkan niat dan melaksanakannya. Di samping faktor tersebut, kepastian sikap untuk menentukan sumber pengobatan juga dipertimbangkan atas dasar kepraktisan waktu, kepercayaan terhadap obat tradisional yang umumnya terbuat dari tumbuhan, masalah privasi yang dapat menutupi masalah pribadi, biaya yang dikeluarkan relatif murah, jarak yang harus ditempuh, dan kepuasan kepada pelayanan pengobat. 3. Pengetahuan tentang Tanaman yang Dapat Dimanfaatkan untuk Pengobatan Tradisional Selain pemahaman tentang konsep sehat dan sakit, serta berbagai pertimbangan yang menjadi pegangan masyarakat untuk tetap percaya kepada pengobatan tradisional, khususnya yang menggunakan bahan ramuan tumbuhan, faktor lain yang mengukuhkan eksistensi pengobatan tradisional tidak lain adalah pengetahuan masyarakat setempat tentang tanaman obat yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan. Sesungguhnya pengetahuan tadi diwarisi dari para orang tua dan ahli pengobatan tradisional yang telah ada sejak zaman dahulu. Namun demikian, sebagian warga ada juga yang memperoleh pengetahuan tersebut dari pengalaman pribadi, yakni dengan mencoba-coba berbagai tanaman yang ada di sekeliling rumahnya. Seperti tanaman pala, bawang putih, jeruk purut, jeringo, tapak dara, dan kencur. Berbagai penyakit memang dapat disembuhkan dengan cara meramu tanaman obat dengan tuntunan orang “pintar”. Pengetahuan tersebut didengar dan dilihat oleh sebagian orang lainnya, dan di kemudian hari semakin banyak warga masyarakat yang mulai beralih dari penggunaan obat-obatan modern ke pengobatan tradisional. Menurut keterangan warga, hampir sebagian besar penduduk di lokasi penelitian melakukan pengobatan sendiri terhadap penyakit tertentu seperti gatal-gatal, diare, luka bakar dengan memanfaatkan tanaman yang ada di pekarangan rumahnya. Interaksi yang intens antara warga masyarakat dengan berbagai jenis tanaman dan dengan bimbingan ahli pengobatan tradisional, kini telah melahirkan semangat baru untuk kembali ke alam back to nature. Gerakan kembali ke alam, telah merubah sebagian besar pekarangan yang Pengobatan Tradisional..... S. Dloyana Kusumah semula ditumbuhi tanaman hias, menjadi apotik hidup, yang dapat dimanfaatkan dalam keadaan darurat. Demikian juga pusat-pusat penyembuhan penyakit dengan memanfaatkan tanaman obat bermunculan di banyak sudut kota, hal ini membuktikan bahwa kini telah tumbuh kepercayaan masyarakat terhadap pengobatan dengan tanaman/herbal. Di lain pihak, penggunaan pengobatan tradisional tersebut bisa menjadi alternatif pilihan, ketika obat-obatan modern tidak mampu dijangkau oleh masyarakat kelas bawah/kalangan masyarakat yang kurang mampu secara finansial. Gambar 2. Daun Sirih, Umum Digunakan sebagai Bahan Pengobatan Tradisional Sumber S. Dloyana Kusumah, 2016. 4. Kategori Pengobat Tradisional Dalam referensi, pengetahuan tradisional tentang tanaman obat dan tata cara pengobatan di Provinsi Sulawesi Selatan tidak terlepas dari peran yang penting seorang sanro. Ia adalah seorang cerdik pandai atau cendekiawan lokal yang berperan sebagai penolong dan mengupayakan penyembuhan orang-orang yang sakit. Pada umumnya pengobat tradisional itu bukanlah seorang paramedis yang berpendidikan formal di bidang kesehatan, melainkan seorang anggota masyarakat biasa yang mempunyai keahlian dan kemampuan dalam bidang pengobatan tradisional. Diapun mengetahui dengan dalam berbagai jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk mengobati jenis-jenis penyakit tertentu. Dengan demikian, dapat dipastikan seorang sanro akan memiliki banyak koleksi tanaman yang berkhasiat obat. Dalam praktiknya, masyarakat setempat mengelompokkan sanro menjadi beberapa kategori seperti a. Sanro pekdektek tolo, atau pemotong ari-ari bayi. b. Sanro pabbura-bura, ahli mengobati berbagai macam penyakit dengan ramuan tanaman obat. c. Sanro pajjappi, mengobati melalui pembacaan mantera-mantera. d. Sanro tapolo, ahli pengobatan dan penyembuhan penyakit patah tulang, melalui praktik urut dan pembacaan mantera. e. Sanro pattirotiro, pengobat tradisional yang memusatkan diri pada usaha pengobatan melalui ramalan/nujum. Menurut konsep kebudayaan orang Bugis-Makassar sanro tidak hanya dikenal sebagai orang yang mampu memberikan bantuan kepada orang sakit yang datang kepadanya melalui praktik pengobatan, akan tetapi sanro juga dikenal sebagai orang yang mampu mengendalikan bahkan melakukan pemunahan penyakit-penyakit tertentu. Dengan demikian sanro memiliki pengertian yang lebih luas, artinya tidak sekedar pengobat tradisional. Warga masyarakat di Makassar dan Barru, mengatakan bahwa sanro dapat disebut sebagai penyembuh tradisional karena kemampuannya tidak terbatas pada pengetahuan tentang ramuan herbal tumbuh-tumbuhan tetapi juga kemampuan melakukan penyembuhan dengan sistem doa, dan mantera-mantera. Patanjala Vol. 9 No. 2 Juni 2017 245 - 260 5. Analisis Konsepsi pengetahuan budaya orang Bugis-Makassar yang berkenaan dengan sistem pengobatan tradisional atau pemanfaatan tanaman untuk penyembuhan penyakit, pada awalnya hanya dilafalkan dan tersimpan dalam ingatan atau memori para tokoh pengobat. Namun ketika tradisi tulis mulai berkembang, sebahagian pengetahuan tersebut kemudian dicatat dalam naskah-naskah kuno yang kemudian dikenal dengan sebutan lontarak. Ketika lahir gerakan kembali ke alam back to nature termasuk di bidang kesehatan yang ditandai dengan menggeliatnya penggunaan obat dengan bahan dasar tumbuhan herbal, keberadaan lontarak atau naskah kuno yang berisi pengetahuan tentang tanaman dan pengobatan tradisionalpun kembali dicari orang. Lontarak, khususnya yang berisi catatan tentang pengetahuan tumbuhan dan pengobatan tradisional adalah salah satu warisan budaya yang kemudian banyak dicari orang. Selain dapat menjadi alternatif untuk mengurangi penggunaan obat-obatan yang mengandung bahan kimia, obat yang dibuat dari tumbuhan juga menjadi solusi bagi mereka yang secara finansial kurang mampu membeli obat-obatan yang relatif lebih mahal. Selain filolog, sanro adalah anggota masyarakat Bugis dan Makassar yang mampu membaca tulisan lontarak. Oleh sebab itu pengetahuan yang semula hanya ada dalam naskah kemudian digali dan diungkapkan lewat keahlian para sanro menjadi sistem pengobatan tradisional. Jika kini sistem pengobatan tradisional tersebut tetap bertahan dalam kehidupan masyarakat Bugis-Makassar itu tidak lain karena tumbuhan yang menjadi bahan dasar pembuatan obat tersedia di sekitar lingkungan hidup mereka. Kemampuan mengolah tumbuhan menjadi obat, juga harus dilengkapi dengan persyaratan lain yakni kemampuan menghafal sejumlah mantera yang diwarisi dari para pendahulunya, juga doa-doa yang dicuplik dari Al Quran. Dengan demikian tidak heran apabila sanro-sanro tadi sebagian besar dari mereka sudah bertitel haji dan hajah. Hal ini mengandung arti bahwa mereka dikenal sebagai penyembuh bukan semata-mata penyakit lahir internal tubuh manusia tetapi juga yang berkaitan dengan penyakit batin umumnya berasal dari luar/eksternal, “dibuat” orang. Sementara itu latar belakang mengapa kepercayaan terhadap alam gaib masih bertahan terus sampai kini, dijelaskan dengan teori cara berfikir yang salah, koinsidensi, predileksi kegemaran secara psikologis umat manusia untuk percaya kepada yang gaib-gaib, ritus peralihan hidup, teori keadaan dapat hidup terus survival, perasaan ketidaktentuan akan tujuan-tujuan yang sangat didambakan, ketakutan akan akan hal-hal yang tidak normal atau penuh resiko dan takut akan kematian; serta pengaruh kepercayaan bahwa tenaga gaib dapat tetap hidup berdampingan dengan ilmu pengetahuan dan agama Danandjaja, 1984. Berdasarkan konsep yang disusun dan berbagai pertanyaan yang diajukan kepada warga masyarakat yang terpilih sebagai responden, narasumber, dan para pengobat dapat diketahui bahwa pandangan orang Bugis dan Makassar terhadap pengobatan tradisional dapat dikategorikan sebagai berikut Rata-rata yang datang atau menggunakan pengobatan tradisional adalah anak-anak, di bawah usia lanjut sebelum 56 tahun, usia lanjut setelah usia 56 tahun. Yang datang berobat atau menggunakan obat tradisional dari Pengobatan Tradisional..... S. Dloyana Kusumah ramuan tumbuhan laki-laki dan perempuan. Belum kawin, kawin, dan termasuk mereka yang cerai hidup atau cerai mati. Bervariasi dari belum sekolah, Sekolah Dasar, sampai dengan Pendidikan Tinggi Kegiatan rutin yang dilakukan setiap hari untuk mendapatkan uang, antara lain belum/tidak bekerja, petani, nelayan, buruh, jasa, PNS. Umumnya menderita, sakit kepala migren, pusing, vertigo, demam, batuk, sesak nafas, sakit perut macam-macam jenis, pencernaan maag, lambung, patah tulang, keseleo, otot kaku, kurang perkasa, belum punya anak, dibuat orang. D. PENUTUP Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa masyarakat Bugis-Makassar hingga kini masih memegang teguh pengetahuan tentang pengobatan tradisional sebagai bagian dari sistem budayanya. Dalam kehidupan mereka dikenal tiga macam penyakit yakni penyakit fisik, penyakit karena “dibuat” orang atau guna-guna, dan penyakit akibat gangguan makhluk halus. Penyakit fisik disebabkan oleh terjadinya ketidakseimbangan organisme fisik karena organ-organ tubuh tidak dapat berfungsi secara wajar, atau karena adanya gangguan alam seperti suhu, udara dan peredaran musim. Penyakit yang disebabkan oleh guna-guna ialah penyakit yang “dibuat” oleh manusia dengan memanfaatkan kekuatan gaib maupun makhluk-makhluk halus. Penyakit ini dikenal dalam dunia antropologi dengan sebutan magi, baik magi putih maupun magi hitam. Sementara penyakit yang diakibatkan oleh gangguan makhluk halus terjadi karena manusia dianggap melanggar pemali tabu, pantangan atau hal lain yang pantang dilakukan. Pengobat tradisional sanro masih tetap berfungsi sebagai orang yang dimintai bantuan oleh masyarakat untuk menyembuhkan penyakit yang dideritanya. Jika dilihat dari sikap masyarakat terhadap pengobat tradisional ini dapat dikategorikan menjadi dua jenis yakni pertama anggota masyarakat bila sakit hanya minta bantuan sanro/dukun, kedua, mereka meminta bantuan jasa sanro/dukun setelah berulangkali ke dokter atau klinik namun merasa belum ada kemajuan. Adapun model pengobatan yang dilakukan oleh para pengobat tradisional dikategorikan atas tiga macam yaitu a. Dengan menggunakan ramuan obat yang berasal dari tumbuhan-tumbuhan tertentu, tata caranya dioleskan atau dibalurkan pada bagian tubuh yang sakit. b. Dengan cara mengurut atau memijat, dilengkapi dengan ramuan obat. c. Dengan doa atau mantera sebagai pelengkap tata cara pengobatan. Dengan memanfaatkan tanaman/ tumbuhan obat untuk pencegahan berbagai penyakit sekaligus perawatan kesehatan masyarakat, sesungguhnya merupakan Patanjala Vol. 9 No. 2 Juni 2017 245 - 260 teknologi tepat guna yang potensial untuk menunjang pembangunan bidang kesehatan. Hal tersebut perlu menjadi perhatian para peneliti untuk melakukan kegiatan penelitian, pengkajian dan penganalisisan tanaman/tumbuhan obat untuk kepentingan tersebut di atas dan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat luas. Pengetahuan tentang alam fauna merupakan pengetahuan dasar bagi suku-suku bangsa yang hidup dalam tradisi agraris, termasuk di dalamnya pengetahuan tentang ciri-ciri dan sifat-sifat benda di seklilingnya. Sistem pengetahuan tradisional ini erat kaitannya dengan pemahaman tentang penyembuhan berbagai penyakit yang berlaku dalam kehidupan masyarakat. Peran dukun sanro = Bugis-Makassar memanfaatkan potensi alam flora dan fauna untuk pengobatan berbagai penyakit , letak dan susunan urat-urat dan sebagainya Koentjaraningrat, 1989. Dilihat dari pengetahuan mereka, dapat dikatakan bahwa orang Bugis dan Makassar memiliki wawasan yang luas tentang lingkungan hidup, lebih dalam mencakup dimensi kebudayaan dan sosial. Artinya urusan mereka tidak terbatas pada alam yang nampak, tetapi meliputi dunia kecil dan dunia besar, keselarasan antara dunia mikro dan dunia makro, ada saling keterkaitan antara keduanya. Dapat dikatakan bahwa seluruh suku bangsa yang mendiami wilayah Nusantara ini memiliki kekayaan hayati yang sangat besar jumlah dan keanekaragamannya. Demikian juga kemampuan masyarakat untuk memanfaatkan berbagai tanaman yang diduga dapat menyembuhkan berbagai penyakit pada manusia telah mereka warisi secara turun temurun dari generasi ke generasi. Oleh sebab itu, tidak mengherankan apabila kita jumpai demikian banyaknya sistem pengobatan yang menggunakan tanaman. Dalam bahasa keilmuan, hal tersebut dikenal dengan sistem pengobatan tradisional dengan menggunakan berbagai tanaman yang dijumpai di sekeliling kehidupan masyarakat. Makassar, sebagai bagian dari wilayah Provinsi Sulawesi Selatan, juga memiliki tradisi pengobatan yang menggunakan tanaman sebagai bahan ramuan, dan hingga kini masih fungsional dalam kehidupan sehari-hari masyarakatnya. UCAPAN TERIMA KASIH Dalam kesempatan penelitian, saya bersama teman-teman Damardjati Koen Marjanto, Ihya Ulumuddin, dan Budhiana Setiawan berkesempatan untuk menggali lebih banyak tentang sikap masyarakat setempat terhadap sistem pengobatan tradisional, dan melihat langsung proses pembuatan maupun pengobatan yang menggunakan tanaman. Untuk itulah saya merasa perlu menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih atas kerja sama yang telah terjalin selama penelitian berlangsung. Semoga budi baik rekan-rekan tersebut mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa. Demikian pula sahabat-sahabat saya di Makassar, yang dengan keikhlasannya mengantar dan mendampingi saya dari awal hingga penelitian selesai, jasa-jasanya tidak mungkin saya lupakan. Hanya Tuhan jua yang akan membalasnya. Mereka adalah Dra. Andi Maryam, Drs. H. Makmun Badaruddin, M. Hum, dan pihak-pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, sekali lagi terima kasih tak terhingga. DAFTAR SUMBER 1. Buku Anonim. Undang-Undang No 23 Tahun 1992, tentang Kesehatan. Anonim. 2011. Monografi Kabupaten Barru. Biro Pusat Statistik. 1994, Profil Statistik Wanita, Ibu, dan Anak di Indonesia. Pengobatan Tradisional..... S. Dloyana Kusumah Boedhisantoso, S. 2009. Perspektif Budaya, kumpulan tulisan Koentjaraningrat Memorial Lectures I-IV/2004/2009. Jakarta Rajagrafindo Persada. Danandjaja, James. 1984. Folklore Indonesia, ilmu gosip, dongeng, dan lain-lain. Jakarta PT. Grafitipers. Dinas Kesehatan Kota Makassar. 2011. Profil Dinas Kesehatan Kota Makassar. Foster. 1986. Antropologi Kesehatan. Jakarta UI Press. Geertz, Clifford. 1992. Refleksi Budaya “Tafsir Kebudayaan”. Jogyakarta Kanisius. Green, Lawrence W., Keuter, Sigridge, Deeds, dan Kay B. Partridge. 1980. Health Education Planning, a Diagnostic Approach. California Mayfield Publishing Company, 14-15. Jorgensen dalam Deddy Mulyana, Dr. M. A. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung PT Remaja Rosdakarya. Koentjaraningrat. 1989. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta Aksara Baru. Purnawan, Iwan S. Kep. NS. 1994. Konsep Sehat dan Sakit. Rosenstock, Irwin. The Health of Belief and Preventive Health Behaviour Health Education Monograph, 24354. Spradley, James P. 1997. Metode Etnografi Pengantar DR. Amri Marzalui Jogya PT Tiara Wacana. Young, James C. 1980. “A Model of Illness Treatment Decision in A Tarascan Town”, dalam American Ethnologist, 71106-131. 2. Makalah, Laporan Penelitian Djlantik. 1983. “Peranan Pengobatan Tradisional pada Upaya Pelayanan Kesehatan dalam Sistem Kesehatan Nasional “, dalam Pertemuan Ilmiah Pengobatan Tradisional Indonesia, Surabaya Pusat Penelitian Pengambangan Obat Tradisional Lembaga Penelitian Universitas Erlangga, 1983. 3. Internet Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. konsep-sehat. Diunggah 21 April 2015. konsep-sehat/diunggah Tanggal 4 juLI 2013, Pukul WIB. Biro Pusat Statistik, Profil Wanita, Ibu dan Anak di Indonesia, Jakarta, 1994. Diunggah 17 Juli 2015. Patanjala Vol. 9 No. 2 Juni 2017 245 - 260 ... Model pewarisan dari pengobat tradisional ini cenderung dilakukan melalui lembaga keluarga, yakni dilakukan secara turun temurun berdasarkan wangsit yang diterima oleh si pewaris kemampuan yang diperolehnya melalui mimpi. Namun seiring berjalannya waktu, proses pewarisan itu berkembang pula melalui proses-proses pendidikan informal yang berlaku di dalam masyarakat Kusumah, 2017, Triratnawati, 2010. ...... Kondisi tersebut tentu saja akan menjadikan pengobat modern, dalam hal ini dokter dan fisioterapis sebagai kompetitor unggul serta ancaman kultural dan ekonomi bagi pengobat tradisional orang pintar, dukun, tabib, sanro yang secara bersamaan akan membuat sanro kehilangan ruang sosiokultural di dalam masyarakat. Kusumah, 2017 Faktor dari dalam yang menimbulkan ketidakseimbangan apabila terdapat organ-organ tubuh yang tidak berfungsi atau unsur-unsur senyawa di dalam tubuh tidak beroperasi secara baik. Selain itu, faktor dari dalam juga bisa berupa sakit bawaan atau penyakit keturunan yang telah dibawa sejak manusia lahir. ...... Pelras, 2013 Selain penelitian di atas, penelitian tentang pengobat tradisional atau dukun di Sulawesi Selatan juga pernah dilakukan oleh S. Dloyana Kusumah dan diterbitkan dalam sebuah jurnal dengan judul "Pengobatan Tradisional Orang Bugis-Makassar" The Traditional Medicine of Bugis-Makassar People. Penelitian dengan berlatar kota Makassar dan kabupaten Barru ini merupakan sebuah penelitian tentang pengobat tradisional yang mengkomparasikan dua setting budaya berbeda, yakni bugis dan Makassar Kusumah, 2017. Selain itu, penelitian lain yang dilakukan Suhudi, dkk, mengarah pada bagaimana adaptasi sosial budaya dan strategi dukun dalam menjawab perubahan sosial di masyarakat Syuhudi et al., 2015. ...Muhammad SyaifulArif Rahman HakimImamul HakThe phenomenon of traditional health practices is still being used by some people, the unique thing is that those who take advantage of this health service do not only come from underprivileged segments of society but are also often used by the rich. Moreover, this phenomenon occurs during the existence of a modern health industry whose access is increasingly accessible to all people. Traditional medicine or so-called alternative medicine that uses plant-based medicines herbal or other media. Not only in the area of medicine, but this research also describes traditional healers or as local, sanro, as an alternative to modern health industry practices. This study uses an ethnographic method with a participatory-observative approach to understanding in-depth the practice of alternative medicine. Field research focus in the district. Somba Opu, Gowa Regency, South Sulawesi. Where the distribution of modern health facilities in the capital of this sub-district is higher than in other sub-districts. The results of the study indicated that the medical instruments performed by traditional healers, apart from using traditional herbs in the form of special plants, also used mantras written in the book using Arabic letters. Some of the traditional medicinal methods in maintaining their existence are carried out, both in the form of good health services, trying to prove the efficacy of the treatment, and strengthening their networks with doctors and fellow sanro outside the District of Gowa.... Second, traditional healers' faith is eroding since modern society's knowledge has begun to be oriented toward progress and aspects scientists will consider the advancement of science and new health technology as more reliable inpatient health care. These circumstances will, of course, make modern medicine, in this case, doctors and physiotherapists, superior competitors and cultural and economic challenges to traditional healers people smart, shaman, healer, while also causing traditional healers to lose societal relevance [10]. But there is a trends for rural communities, for example, when they are sick they usually ask for help from traditional healers. ...Rahmayanti FitriahRAHMI HIDAYATIREZKY HENY MUTHIAObjective This study aims to determine the public's interest in selecting traditional medicine or modern medicine and the factors that influence this interest in Loktabat Selatan Village, Banjarbaru City, South Kalimantan Province, Indonesia. Methods The research method used a Cross-Sectional approach. The data were collected from 100 respondents of Loktabat Selatan Village people, Banjarbaru City, using an instrument in questionnaire form. Results The comparison result of the interest of the therapy choice showed in traditional medicine interest was 58%, and modern medicine was 42%. For the comparison of respondents' interests results based on internal factors were which was a decent category, and external factors were which was enough category. Data analysis using the Chi-Square test obtained a sig value of then H0 is accepted. Conclusion There is a comparison of public interest in selecting of traditional and modern medicine therapy in South Loktabat Village, Banjabaru City, South Kalimantan Indonesia.... Kajian kepustakaan dan tinjauan awal di lapangan menunjukkan kearifan tempatan menggunakan tumbuhan dalam sistem kesihatan bagi masyarakat Bugis didapati diperolehi daripada amalan yang diwarisi dan yang dipelajari daripada orang lain. Masyarakat Bugis Makassar misalnya masih memegang teguh terhadap pengetahuan mengenai ubatan tradisional sebagai sebahagian daripada sistem budaya Dloyana, 2017. Penulisan lain mengenai perubatan masyarakat Bugis hanya didokumentasikan dalam bentuk penulisan perkongsian atas talian. ...Artikel ini menghuraikan penggunaan tumbuhan ubatan dalam kalangan wanita Bugis di Pulau Sebatik, Sabah, Malaysia berdasarkan kearifah tempatan. Tinjauan awal mendapati masyarakat Bugis masih mengamalkan tumbuhan untuk kesihatan. Oleh itu kajian dijalankan di Kampung Aji Kuning Sebatik untuk mendokumentasikan sespesies tumbuhan yang sering digunakan kaum wanita Bugis, termasuk kegunaan dan penggunaannya. Data dikumpulkan melalui pemerhatian dan kajian kepustakaan. Hasil kajian merekodkan 18 spesies tumbuhan daripada 18 famili digunakan dengan kerap di kawasan kajian. Kajian ini penting bagi memahami kepentingan tumbuhan kepada manusia dari segi kesihatan.... Beberapa tulisan mengenai pengobatan masyarakat Bugis, diketahui belum menyajikan data praktik pengobatan alternatif penyakit cacar air kasiwiyang uwae. Pada umumnya tulisan-tulisan tersebut menyajikan secara umum ramuan yang digunakan untuk mengobati beberapa penyakit tanpa menyebutkan secara khusus cara pengobatan dan ramuan yang digunakan untuk pengobatan alternatif ala masyarakat Bugis Bone Adiwijaya, 2019;Kusumah, 2017;Ningsih et al., 2016;Pabbajah, 2012;Ruslan, 2020. Di sinilah letak novelthy dari penelitian ini, bahwa penulis akan menyajikan bagaimana pengalaman dan praktik pengobatan alternatif untuk penyakit cacar air kasiwiyang uwae pada masyarakat Bugis di Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan. ... Ardiansyah Bagus SuryantoHabibie and Ainun 3 is film that aired after Habibie’s death. Unlike the previous two films, this third film shows Habibie’s grandchildren listening to the inspirational story of Habibie & Ainun’s journey. This article discusses the film Habibie & Ainun 3 in their struggle to realize their goals. The third film, which tells the life story of Habibie & Ainun, focuses on how to maintain love in realizing ideals as a way to build the nation and country. Habibie & Ainun’s meeting was based on each other’s admiration for the principle of love for the country. Therefore, researchers are interested in analyzing the representation of nationalism that Habibie & Ainun have as spirits in their educational journey to realize their dreams. This research uses descriptive method with semiotic analysis. The sign that represents nationalism in this film is an object in John Fiske’s semiotic analysis with The Codes of Television theory. Data collection techniques in this study were sign analysis and literature study. The result of this research is that the ideology of nationalism that is owned by Habibie & Ainun is represented by speaking, behaving and acting. In the learning process, increasing competence is directly proportional to the spirit of nationalism, serving the country.... Hal ini sejalan dengan pandangan Djlantik dalam Rostiyati, 2012 yang menyatakan bahwa pengobatan tradisional merupakan bagian kebudayaan bangsa Indonesia yang diturunkan dari generasi ke generasi. Secara lebih jelas, Zulkifli dalam Kusumah, 2017 menyatakan bahwa pengobatan tradisional adalah suatu jenis pengobatan dengan cara obat dan pengobatannya yang mengacu kepada pengalaman dan keterampilan turun temurun dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat. Pernyataan di atas bermakna bahwa pengobatan tradisional adalah pengobatan yang didasarkan atas pengalaman yang selanjutnya keterampilan tersebut diteruskan ke generasi selanjutnya secara turun temurun. ...Indonesia, memiliki beragam jenis pengobatan tradisional yang dapat kita temui di berbagai daerah. Pengobatan tradisional menunjukkan kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap jenis pengobatan yang berbasis pada pengetahuan lokal. Dari berbagai jenis pengobatan tradisional yang ditawarkan tergambar pandangan masyarakat Indonesia terhadap sistem gender. Gender mengacu pada identitas, peran, dan relasi yang disematkan pada jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Tulisan ini akan menguraikan konstruksi gender yang terepresentasi dalam dunia pengobatan tradisional melalui jenis-jenis pengobatan yang ditawarkan. Dalam penelitian ini digunakan metode kualitatif dengan menggunakan data primer dan sekunder. Dalam menganalisis data penelitian digunakan teori gender. Dari hasil analisis terhadap jenis pengobatan tradisional yang ditawarkan ditemukan bahwa pada umumnya sistem pengobatan yang ditujukan untuk laki-laki berkaitan dengan masalah keperkasaan, sedangkan pengobatan yang tujukan untuk perempuan berkaitan dengan masalah kesuburan. Dengan demikian, dari pengobatan tradisional tergambar konstruksi gender normatif yang berkaitan dengan konsep maskulinitas dan femininitas.... Assongka Bala is strengthened in Indonesian with the word rejection or safety. Kusumah, 2017 said that the Assoongka Bala tradition is a community tradition that was born from community activities several centuries ago that colored human culture. The timing of Assoongka Bala rituals in the Bugis-Makassar community is different based on the beliefs and habits inherited from their ancestors. ... Syamsu RijalSyamsidar SyamsidarMuh. Zainuddin BadollahiThis research is motivated by the phenomenon of pandemic disease outbreaks, treatment or prevention patterns carried out by the Bugis-Makassar community, although they have been equipped with modern knowledge about the handling of disease outbreaks, they still do some ritual outbreaks in which each of these rituals is called Assongka Bala led by a person called Sanro. This study uses a qualitative research method with a descriptive approach to describe the role of Sanro in Assongka Bala rituals, data collection techniques used are interviews and observation. This study aims to Describe the role of Sanro in the ritual handling of outbreaks in the Bugis-Makassar community. The role of Sanro in Sanro's knowledge of ritual prevention and treatment of disease outbreaks in his community as well as knowledge of ritual management performed so that people who believe in needing a Sanro to lead the ritual. The Bugis-Makassar community, in their practice of life, is related to the social, cultural and handling of disease outbreaks, the community has a belief in the rituals of Assongka Bala which then becomes traditional values that affect their knowledge about handling epidemics and also influences their behavior in maintaining health, namely the behavior system is generally divided into two types, namely in the family environment and customary Ramansyah Harahap Rawa AmadyThis study discussed the eastern healing practice in Sakai Batin Sobanga at Sobanga Asal Hamlet, Bengkalis, Riau. Sakai tribe is well known in the community for its healing practices. Badike is a ritual that has been widely studied from various disciplines, while the ritual practices of other Sakai tribes are not widely known. This is a qualitative study with an ethnographic approach, in which the researchers stayed for two months in Kasumbu Ampai Village, Sobanga Hamlet, Mandau District, Bengkalis Regency, Riau. Data were taken through participatory observation and in-depth interviews with informants. The informants were bomo and several community leaders. The data were analyzed descriptively and then written in the form of narrative using Kalangie and Foster’s eastern healing theory to get a general trend. This study found that the medical practice in the Sakai Batin Sobanga tribe is an integral system, so that a ritual is precondition for the next one. Badike ritual cannot be carried out if personal healing ritual, tetomeh ritual, baulin and jungkul ritual have not been carried out. The Badike ritual is the last stage of the Sakai Tribal healing practice in Batin Sobanga. Religion-based healing and western medicine practices are also found in Batin Sobanga. Bomo is always open to his patients and gives them a space to go to a doctor or tuan guru. This research contributes to the anthropology of health, ethnomedicine, especially its novelty about the process of medical practice in the Sakai Tribe in Batin Aurelia Abdul RahmanThe research was made with a view to know and understand ma’ sanro traditions that made by the bugis community in Bulukumba district. Ma 'sanro himself is one of the traditions that have so far been practiced by the bugists in the fur district whose original purpose was to treat the sick with a variety of ancient plants or spices in which there was no medical science at the time. At present, however, ma 'sanro is not only used for medicine but has begun to be a tradition that has always been associated with the customs of the bug bug society. The study is one whose data uses qualitative data. His data collection techniques are conducted by observation, interview and reference collection related to ma 'sanro traditions in society. As for his research, ma 'sanro is a tradition believed by the populace to treat the sick. But now, over time sanro has been used not only to treat diseases but also to other matters such as home entry traditions, the use of black magic and so on that are now part of a community beliefSitti ArafahThis paper aims to describe and interpret the content of the Tahṣīlul Fawāid text, related to the harmonious encounter between religion and community culture in medicine as in the Tahṣīlul Fawāid text. The philological approach used in this paper uses a single manuscript edition. Trans­literation and translation are steps taken to understand the content of the ­manuscript. The results show that the Tahṣīlul Fawāid Manuscript is one of the manuscripts written in the Bugis language. The manuscript consists of forty-five chapters, 18 of which are chapters related to medical practice, namely treatment with verses from the Qur'an, amulets, and herbal plants. The contents of the Tahṣīlul Fawāid manuscript cannot be se­parated from the cultural context of the community in relation to Islamic values that are harmoniously intertwined. In addition, the practice of traditional medicine in the text has now been practiced by health workers while treating their patients. Keywords Bugis culture, Medical practice, Religious harmony, Tahṣīlul Fawāid Tulisan ini bertujuan mendiskripsikan dan menginterpretasikan kandungan naskah Tahṣīlul Fawāid, terkait pertemuan harmoni antara agama dan budaya masyarakat dalam pengobatan sebagai­mana dalam naskah Tahṣīlul Fawāid. Pendekataan filologi yang digunakan dalam tulisan ini menggunakan edisi naskah tunggal. Adapun transliterasi dan penerjemahan menjadi langkah yang dilakukan untuk memahami kandungan naskah. Hasil tulisan menunjukkan bahwa naskah Tahṣīlul Fawāid merupakan salah satu naskah yang ditulis dalam bahasa Bugis. Naskah terdiri dari empat puluh lima bab, 18 bab di antara merupakan bab terkait praktik pengobatan, yakni pengobatan dengan ayat-ayat Al-Qur’an, azimat, mau­pun tanaman herbal. Isi naskah Tahṣīlul Fawāid, tidak dapat dipisahkan dengan konteks budaya masyarakat kaitannya dengan nilai-nilai keislaman yang terjalin secara harmoni. Di samping itu, praktik pengobatan tradisional dalam naskah, saat ini telah dipraktikkan oleh para tenaga-tenaga kesehatan ketika sedang mengobati pasiennya. Kata Kunci Budaya bugis, Harmoni agama, Praktik pengobatan, Tahṣīlul FawāidJames C. YoungThis paper describes the rationale underlying illness treatment decisions in a rural Tarascan community in west-central Mexico. The focus is the development and verification of a formal model of treatment choice. The model, based on cognitive-ethnographic methods, describes the principal kinds of information involved in treatment decisions and the process whereby actors use this information in selecting among the available treatment alternatives. Applied to test data on 323 actual illness episodes, the model correctly accounts for 91 percent of the treatment choices made. The relationship of the model to other recent work on decision making in natural situations and the implications of these findings for the study of medical choice in pluralistic settings are discussed. [decision making, hierarchical choice, illness treatment, Mexican ethnomedicine, Tarascans]Perspektif Budaya, kumpulan tulisan Koentjaraningrat Memorial Lectures I-IVS BoedhisantosoBoedhisantoso, S. 2009. Perspektif Budaya, kumpulan tulisan Koentjaraningrat Memorial Lectures I-IV/2004/2009. Jakarta Rajagrafindo Indonesia, ilmu gosip, dongeng, dan lain-lainJames DanandjajaDanandjaja, James. 1984. Folklore Indonesia, ilmu gosip, dongeng, dan lain-lain. Jakarta PT. Dinas Kesehatan Kota MakassarKota Dinas KesehatanMakassarDinas Kesehatan Kota Makassar. 2011. Profil Dinas Kesehatan Kota 1986. Antropologi Kesehatan. Jakarta UI Budaya "Tafsir KebudayaanClifford GeertzGeertz, Clifford. 1992. Refleksi Budaya "Tafsir Kebudayaan". Jogyakarta Education Planning, a Diagnostic ApproachLawrence W GreenKeuterSigridgeKay B DeedsPartridgeGreen, Lawrence W., Keuter, Sigridge, Deeds, dan Kay B. Partridge. 1980. Health Education Planning, a Diagnostic Approach. California Mayfield Publishing Company, Penelitian KualitatifDr M A Jorgensen Dalam Deddy MulyanaJorgensen dalam Deddy Mulyana, Dr. M. A. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung PT Remaja Health of Belief and Preventive Health Behaviour Health Education MonographIrwin M RosenstockRosenstock, Irwin. The Health of Belief and Preventive Health Behaviour Health Education Monograph, 24 Etnografi Pengantar DRJames P SpradleySpradley, James P. 1997. Metode Etnografi Pengantar DR.

sebagaipengobatan yang tidak rasional, tidak ada ukuran serta penuh dengan takhayul.2 Sebaliknya di China dan India pengobatan tradisional mendapat pengakuan resmi dari pemerintah dan kedudukannya setara dengan medis modern.6 Masyarakat desa di Jawa khususnya kelompok miskin seperti petani, nelayan dalam kehidupan sehari-hari masih

Ilustrasi Jerawat Pada Wajah iStockphoto Jakarta Mencegah timbulnya jerawat bagi sebagian orang sangatlah sulit. Banyak yang jengkel dengan segala masalah yang disebabkan oleh tumbuhnya jerawat di wajah. Hal ini membuat banyak orang melakukan segala cara untuk menghilangkan jerawat. Cara mencegah timbulnya jerawat bisa dilakukan dengan banyak cara. Mulai dari perawatan dengan ahlinya hingga melakukan perawatan di rumah hanya dengan bahan-bahan alami. Salah satu bahan alami yang dapat mencegah timbulnya jerawat adalah dari jenis minuman sebagai detox. Dikira Jerawat, Pria Ini Ternyata Idap Kanker Kulit di Dahi 8 Makanan Penyebab Jerawat Ini Harus Dihindari, Agar Kulit Tetap Mulus 6 Penyebab Jerawat di Punggung yang Jarang Disadari, Jangan Sepelekan Minuman yang dapat mencegah timbulnya jerawat dapat dikonsumsi secara teratur untuk mendapatkan wajah yang bersih. Berbagai minuman alami ini bisa digunakan dengan rutin tanpa perlu menakutkan berbagai efek samping karena tidak memiliki zat kimia yang berbahaya. Berikut rangkum dari berbagai sumber, Selasa 20/8/2019 tentang minuman yang dapat mencegah timbulnya AsamIlustraasi foto Liputan 6Minuman yang dapat mencegah timbulnya jerawat yang pertama adalah kunyit asam. Kunyit asam merupakan salah satu jenis jamu yang terbuat dari campuran parutan kunyit dan asam jawa. Minuman tradisional ini cukup disukai banyak orang karena memiliki rasa yang manis, asam dan segar. Kandungan curcumin yang terdapat dalam kunyit berfungsi sebagai anti-inflamasi yang mengatasi peradangan pada jerawat. Selain itu, antiseptik dan antibakteri yang terkandung dalam kunyit juga mampu melawan bakteri penyebab jerawat. Rutin meminum kunyit asam tak hanya meredakan masalah jerawat saja, noda bekas jerawat pun bisa hilang karena berkat kandungan vitamin C dan betakaroten yang terdapat pada asam jawa. Maka dari itu, meminum kunyit asam merupakan solusi lengkap untuk mencegah timbulnya HijauTeh hijau memang terkenal dengan manfaatnya yang begitu banyak untuk kesehatan. Ternyata hal ini juga berlaku dalam menjaga kecantikan kulit. Teh hijau cukup handal dalam urusan meredakan jerawat. Kandungan ekstrak etanolik yang terdapat di dalam teh hijau mampu menghambat pertumbuhan bakteri staphylococcus aureus yang merupakan salah satu penyebab timbulnya jerawat. Tak hanya itu saja, dengan kandungan antioksidan yang kaya, teh hijau juga dapat menurunkan berat badan dan mencegah risiko PutihIlustraasi foto Liputan 6Air putih bisa dibilang merupakan obat dari segala macam penyakit. Oleh karena itu, bagi kamu yang malas minum air putih, rasanya perlu berhati-hati. Pasalnya, kurang asupan air putih ternyata dapat menyebabkan timbulnya jerawat. Seperti yang telah diketahui, tubuh manusia didominasi oleh air. Jika kekurangan cairan, sel-sel yang ada di tubuh akan mati. Termasuk sel kulit wajah yang sangat rentan karena terpapar langsung dengan matahari dan polusi udara. Bahkan, selain melembapkan, air putih juga membantu proses penyerapan nutrisi, melancarkan peredaran darah dan menetralkan racun pada tubuh yang seringkali jadi penyebab KelapaAir Kelapa / Sumber iStockphotoSelain memiliki rasa yang segar, air kelapa juga menyimpan begitu banyak manfaat untuk kesehatan. Kandungan air kelapa diketahui dapat dan menyembuhkan berbagai macam penyakit dan menetralkan racun di dalam tubuh. Rutin mengonsumsi air kelapa juga diyakini dapat menyembuhkan jerawat di wajah. Tak hanya diminum, membasuh wajah dengan air kelapa secara rutin ternyata juga dapat dijadikan terapi untuk menghilangkan Timun dan Perasan LemonIlustrasi air lemon. iStockphotoMinuman yang dpaat mencegah jerawat selanjutnya adalah kombinasi dari jus timun dan perasan lemon. Timun merupakan jenis sayuran yang kaya akan kandungan air. Selain terkenal akan khasiatnya yang dapat melembapkan wajah, timun juga memiliki zat aktif yang bisa mendetoks racun di dalam tubuh dan mengobati masalah jerawat di wajah. Untuk mendapatkan khasiat dari buah yang satu ini, kamu hanya perlu mencampur irisan timun dengan perasan buah lemon ke dalam blender. Perpaduan kedua bahan ini diyakini dapat membuat kulit wajah lebih cerah, sehat dan pastinya bebas KencurMinuman sehat selanjutnya yang dapat mencegah jerawat adalah beras kencur. Beras kencur merupakan minuman tradisional yang sejak dulu dikenal memiliki manfaat baik untuk tubuh. Selain dapat menjaga bentuk tubuh dan membuatnya lebih bugar, jamu yang memiliki rasa manis dan segar ini juga baik untuk mengatasi jerawat, mengencangkan wajah, serta mencerahkan kulit yang kusam. Tak hanya disajikan sebagai minuman saja, beras kencur bahkan juga bisa dijadikan masker wajah.* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. Saatini, penggunaan jamu sebagai obat dalam upaya preventif maupun kuratif juga didukung oleh pemerintah Indonesia yang telah menetapkan jamu obat tradisional sebagai produk asli Indonesia pada tanggal 27 Mei 2007. Pengobatan tradisional tidak dapat dipandang sebelah mata, karena pada beberapa kasus di masyarakat ada suatu penyakit yang tidak Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Obat adalah zat yang diambil untuk menyembuhkan atau mencegah penyakit. Biasanya obat diminum secara oral dan dalam bentuk tablet atau cairan. Dalam dunia kedokteran modern saat ini juga dikenal sebagai jenis obat yang membantu orang pulih pada tingkat yang lebih cepat daripada hanya menunggu sistem kekebalan tubuh masuk. Tapi sebelum pengobatan modern tercipta juga ada cara lain yang biasa digunakan orang untuk menyembuhkan dirinya sendiri. mereka jatuh sakit Hari ini mereka menyebutnya obat tradisional yang juga dikenal sebagai obat asli atau obat tradisional untuk pengetahuan saya adalah zat yang diambil dari tumbuh-tumbuhan dan tanaman hijau atau kadang-kadang bahkan makhluk mungil. Mereka tidak diproses secara kimiawi sehingga nilai zat yang dimilikinya tidak berubah dan tidak bereaksi negatif terhadap nilai obat yang modern di pihak lain pada dasarnya hampir sama dengan pengobatan alternatif obat tradisional namun obat modern dibuat dan diproses secara kimiawi. Ini benar-benar mengobati orang yang terinfeksi langsung dan mereka sembuh dalam hitungan jam atau kadang-kadang berhari-hari, namun 'obat' obat terlarang ini memiliki efek samping yang tidak dapat dibicarakan siapa pun dan dapat menyebabkan banyak kerugian bagi tubuh kita. Menurut pendapat saya, satu-satunya waktu yang harus kita pertimbangkan untuk pengobatan modern adalah ketika situasi mengancam hidup seperti ketika Anda mengalami kecelakaan dan tulang Anda terkilir atau hal seperti itu lebih baik bertahan pada pengobatan alternatif seperti yang dilakukan. Memiliki racun yang merusak jaringan tubuh kita. Obat tradisional adalah obat yang diturunkan dari generasi ke generasi. Ini juga bisa dibuat di rumah, kapanpun saya mendapat cerobongnya, nenek saya akan pergi ke kebun dan memetik beberapa ramuan herbal, mencucinya dan mencampurnya dengan air panas untuk mengekstrak esensi, rasanya sangat mengerikan tapi kemudian dia akan mencampurnya dengan alami. Sayang sehingga akan mengurangi kepahitan. Penelitian juga telah menemukan bahwa makanan pahit yang kita konsumsi sebenarnya sangat bermanfaat bagi tubuh kita karena membunuh parasit yang hidup di tubuh uji coba dan uji klinis semuanya telah membantu membuktikan bahwa pengobatan modern membantu semua orang di mana lagi obat tradisional hanya bekerja pada beberapa orang, namun yang belum ada di internet adalah, yaitu berbagai metode tradisional untuk mengobati penyakit tunggal tidak seperti pengobatan modern. . Selalu ada pro dan kontra untuk segala hal kecuali beberapa hal tradisional juga jauh lebih murah daripada obat modern karena Anda bisa membuatnya di halaman belakang rumah, tapi ada beberapa yang mungkin harus Anda beli yang sama luasnya dengan pengobatan modern. Bagian terbaik dari pengobatan tradisional bukanlah harga tapi cara kerjanya, ini mengatasi akar penyebab penyakit tidak hanya gejala dan juga membantu membangun sistem kekebalan tubuh yang tidak seperti obat modern yang hanya menyembuhkan gejala dan memberi efek samping. sebagai sakit kepala yang membuat Anda mendapat 'obat' lain untuk pendapat saya, saya benar-benar merasa bahwa obat tradisional sama baiknya atau bahkan jauh lebih baik daripada pengobatan modern. Saya merasa bahwa alasan bahwa hal itu tidak dikenali adalah karena tidak menghasilkan banyak keuntungan seperti yang dilakukan oleh obat modern. Dengan bantuan pengalaman saya sendiri tentang obat modern dan tradisional, saya memilih untuk tetap berpegang pada pengobatan tradisional karena tidak hanya itu lebih murah tapi juga melakukan pekerjaan itu, tidak membuat tubuh saya mengeluarkan efek samping dan juga bagian dari keluarga saya. Lihat Healthy Selengkapnya
SexMakanan Yang Tidak Boleh Dikonsumsi Penderita Miom Pengobatan Alami porn images makanan yang tidak boleh dikonsumsi penderita miom pengobatan alami, klinik tradisional qnc jelly gamat, pengobatan alami miom secara tradisional.
Memanfaatkan obat herbal bukanlah hal asing bagi masyarakat Indonesia. Obat ini dianggap lebih alami, sehingga kemudian banyak dipilih. Terbukti sekitar 45% dari 7699 responden pengguna aplikasi Alodokter memilih menggunakan obat herbal, meski tidak semuanya terdaftar resmi di Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia BPOM RI. Selebihnya, yaitu sekitar 55%, memilih obat modern sebagai langkah pengobatan. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan alami dari tumbuhan, yang dipercaya dapat mengobati penyakit tertentu, dan telah digunakan secara turun-temurun, misalnya jamu. Sedangkan obat modern adalah obat yang telah teruji manfaat maupun efek sampingnya secara farmakologis dan klinis. Baik obat modern maupun obat herbal yang dijual di pasaran, harus telah terdaftar resmi di BPOM RI. Ada ribuan jenis tanaman herbal yang dapat dikonsumsi, termasuk buah mengkudu. Obat Herbal Dianggap Bebas Efek Samping Di Indonesia, sebagian orang lebih percaya untuk menggunakan obat herbal, karena dianggap bersifat alami, sehingga bebas dari efek samping yang tidak diinginkan. Padahal, meski tanaman obat telah lama digunakan dan dipercaya aman, bukan berarti obat herba tidak memiliki potensi untuk menyebabkan efek samping dan keracunan. Sebaliknya, justru bisa lebih berbahaya daripada obat modern. Hal tersebut dikarenakan tidak semua obat herbal telah memiliki bukti uji klinis yang cukup melalui penelitian. Kebanyakan obat herbal bersifat tradisional. Artinya manfaat dan takaran pemberiannya bisa saja hanya berdasarkan perkiraan dan ilmu turun temurun dari leluhur, tanpa memerhatikan kontraindikasi, efek samping, dan dosis maksimal pemberiannya. Yang perlu diperhatikan adalah obat herbal tidak dapat digunakan pada semua orang. Misalnya wanita yang sedang hamil, sebaiknya tidak menggunakan obat-obatan secara sembarangan, termasuk obat herbal, demi menghindari bahaya pada janin. Lalu sebagian orang juga mungkin dapat mengalami reaksi alergi terhadap bahan obat herbal, sehingga tak dapat menggunakannya. Selain digunakan langsung dari alam, direbus, atau dalam bentuk jamu, obat herbal dapat berupa teh, kapsul, tablet, salep, obat gosok atau minyak esensial. Umumnya bahan herbal dikeringkan, ditumbuk atau dijadikan bubuk sebelum diolah menjadi obat. Beberapa tips sebelum menggunakan obat herbal dengan aman, meliputi Pastikan Anda membeli dan menggunakan obat herbal yang telah terdaftar di BPOM RI. Baca dan pahami, apa kandungan yang terdapat di dalam obat herbal tersebut. Jangan lupa untuk selalu memeriksa tanggal kedaluwarsa sebelum menggunakannya. Ikuti semua petunjuk yang dianjurkan. Anda bisa menghubungi layanan konsumen untuk mengetahui detail produk. Jika ragu, Anda bisa melakukan konsultasi dengan dokter terkait keamanan produk. Alasan lain orang lebih memilih menggunakan obat herbal, karena umumnya obat jenis ini lebih murah dan terjangkau dibandingkan obat modern. Padahal, saat ini obat modern juga tersedia dalam bentuk obat generik, yang harganya relatif lebih murah dan mudah didapatkan. Dibanding obat modern, obat herbal umumnya memiliki reaksi yang lebih lambat dalam proses pengobatan. Obat jenis ini biasa digunakan untuk terapi alternatif, maupun sebagai terapi pendamping obat-obatan modern. Serba-Serbi Pengobatan Modern Untuk obat modern, terdapat informasi yang lebih jelas mengenai cara penggunaan dan efektivitasnya dalam mengatasi keluhan atau menyembuhkan penyakit. Sebab, obat jenis ini telah melewati serangkaian penelitian dan pengembangan, sebelum diperbolehkan untuk dijual bebas di pasaran dan dikonsumsi secara luas. Obat ini dapat memberi reaksi lebih cepat, sebab lebih jelas kegunaan dan cara kerjanya dalam mengatasi suatu keluhan atau kondisi. Formulasi obat juga dapat memberi panduan indikasi maupun kontraindikasi penggunaan tiap jenis obat secara lebih spesifik, dalam hal manfaat dan cara penggunaannya. Kendati sudah teruji klinis dan terdaftar resmi di BPOM RI, namun ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan sebelum memilih obat modern, di antaranya Nama merek dan generiknya. Sebab satu jenis obat, dapat memiliki merek yang berbeda-beda. Cara menyimpan obat yang benar, karena tiap obat memiliki cara penyimpanan yang berbeda. Kapan, bagaimana, dan berapa lama menggunakannya. Selalu perhatikan anjuran dosis yang tertera pada label, atau tanyakan lebih dulu pada dokter maupun apoteker sebelum menggunakannya. Pastikan apakah obat perlu dihabiskan atau tidak. Efek samping apa yang bisa ditimbulkan oleh obat tersebut. Bagaimana dan dalam kondisi seperti apa Anda harus berhenti menggunakannya. Apa yang harus dilakukan jika Anda melewatkan dosis yang telah dianjurkan. Obat-obat apa saja yang tidak boleh digunakan bersama obat tersebut. Pastikan Anda telah benar-benar memahami hal-hal tersebut, sebelum menggunakan obat modern sesuai anjuran dokter. Pada dasarnya, Anda perlu untuk tetap berhati-hati mengonsumsi obat dan mengikuti panduan minum obat yang benar, baik itu obat herbal maupun obat modern. Gunakanlah obat sesuai label kemasan atau anjuran dokter. Selain itu, Anda perlu ingat bahwa risiko timbulnya alergi tetap ada, terhadap obat herbal atau juga obat modern. Oleh karenanya, tidak dianjurkan untuk mengobati penyakit sendiri, tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Jika Anda mengalami gejala sebuah penyakit, jangan ragu untuk segera memeriksakan diri ke dokter.
Berikutini ada beberapa langkah pencegahan dari gejala awal penyakit ambeien yang dapat dilakukan bagi penderita yang baru merasakan gejala penyakit ambeien adalah : Mengubah pola makan atau diet; Banyak makan makanan berserat seperti sayuran dan buah-buahan; Minum air putih 1,5-2 liter per hari; Olahraga secara teratur Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Akhir-akhir ini, semakin banyak iklan yang menyeruakan tentang pengobatan alternatif dengan metode tradisional yang berasal dari negeri China. Memang, tidak salah pepatah yang mengatakan “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China”, karena terdapat banyak ilmu di sana, khususnya ilmu tentang pengobatan alternatif yang menggunakan bahan-bahan China memang terkenal dengan ramuan obat-obatan herbalnya, orang yang mengobati dengan ramuan herbal ini biasanya disebut dengan Shinsei. Tempat praktek Shinsei pun mencapai berbagai daerah dan selalu ramai di kunjungi, baik oleh etnis China itu sendiri maupun etnis lainnya. Berbagai macam penyakit katanya bisa disembuhkan dengan ramuan herbal mereka, dan sedikit banyak juga telah banyak orang yang membuktikan khasiat pengobatan herbal sendiri telah menjalani pengobatan tradisional China yang menggunakan obat-obatan herbal, meskipun belum sembuh total tetapi efek yang dihasilkan dari obat-obatan herbal itu sangat mencengangkan. Banyak perubahan yang telah saya rasakan hanya dalam tempo 7 umumnya, rasa obat-obatan herbal ala Shinsei ini memang pahit dan terdiri dari banyak ragam. Ada yang telah diolah menjadi bentuk serbuk, pil, kapsul, cairan, dan ada juga yang masih dalam bentuk rempah-rempah untuk direbus tradisional Shinsei ini ternyata tidak murah, saya dan keluarga sempat kaget mendengar total pengobatan untuk membeli obat-obatan herbalnya untuk durasi sekitar 3 atau 7 hari, bisa mencapai angka 10 juta! Angka yang sangat fantastis untuk pengobatan alternatif. Alasan mengapa pengobatan ini sangat mahal karena rempah-rempah herbal yang digunakan sebagai obat-obatan di import langsung dari China, bahkan Shinsei yang mengecek kesehatan para pasien juga didatangkan dari China sehingga harus menggunakan baru sadar kalau ternyata kesehatan itu sangat mahal sekali harganya. Harga yang tinggi tersebut bisa dikatakan bersaing ketat dengan harga pengobatan medis, meskipun metode yang digunakan sangat saya telah membuktikan khasiat obat-obatan herbalnya, tetapi masih ada rasa yang mengganjal di hati saya. Mengapa pengobatan China bisa mengalahkan pengobatan tradisional asli Indonesia? Bukankah, negeri ini juga kaya akan rempah-rempah yang berkhasiat? Bukankah, banyak pengobatan alternatif ala Indonesia yang juga menggunakan rempah-rempah sebagai obat-obatannya?Bila saya tilik secara pribadi, ada beberapa hal yang tidak atau belum maksimal dilakukan oleh orang pribumi Indonesia. Mulai dari sisi marketing, sistem, kualitas dan branding. Kita sering mendengar iklan-iklan tentang pengobatan alternatif baik di televisi, radio, media cetak maupun di media internet, intinya selalu sama, bisa mengobati berbagai macam penyakit yang disertai dengan jaminan dan beberapa komentar dari pasien yang telah sembuh. Bila pengobatan alternatif China mulai menggunakan media televisi, ternyata pengobatan alternatif kita masih menyukai menggunakan media cetak di surat kabar dan selebaran-selebaran dan sesekali menggunakan media radio. Memang, untuk beriklan di televisi berarti harus mengeluarkan budget yang tidak sedikit, tetapi televisi adalah media promosi yang sangat efektif. Kalau hanya memikirkan keuntungan tanpa harus melakukan promosi seperti itu mungkin akan semakin sulit yang digunakan juga jauh berbeda, dari pengalaman saya, pengobatan alternatif dari orang pribumi terkesan asal dan tidak menggunakan sistem sama sekali. Siapa yang cepat datang yang duluan tiba maka dialah yang didaulat sebagai pasien nomor satu, meskipun ada juga yang menerapkan sistem cabut nomor. Sosok resepsionis sangat jarang dijumpai, padahal resepsionis adalah bagian dari sistem. Pembukuan juga sepertinya jarang dimiliki, padahal ini adalah sosok paling penting dari sebuah sistem. Yang ada hanyalah, bila pasien datang untuk berobat dan membayar uang jasa, maka uangnya langsung masuk ke menjadi rahasia umum, bila suatu produk mulai naik daun dan dikenal banyak orang, maka lambat laun kualitasnya akan berkurang meskipun harganya semakin meroket, suatu keseimbangan yang jomplang. Walaupun tidak semuanya seperti itu, masih ada balai pengobatan alternatif yang masih mempertahankan kualitas kepada semua juga merupakan faktor paling penting yang tidak atau belum dimiliki oleh balai pengobatan alternatif pribumi. Branding yang mereka miliki hanyalah dari mulut ke mulut, belum menjadi hak paten. Balai pengobatan alternatif China bahkan telah memiliki logo dan brandingnya masing-masing, sehingga semakin menaikkan “nama” pengobatan mereka di kalangan mungkin masih banyak faktor lainnya yang menyebabkan mengapa pengobatan alternatif kita kalah saing dengan pengobatan alternatif dari negeri tirai bambu tersebut. Saya sendiri bukan ingin terlalu membandingkan, namun, saya justru ingin melihat pengobatan tradisional kita ini ikutan bersaing dan menjadi competitor yang terjamin mutu dan khasiatnya. Seperti halnya dunia perfilm-an anak bangsa yang mulai unjuk gigi, maka, apapun yang berbau Indonesia harus ikut unjuk gigi dari itu semua, saya menyadari dan sangat menyadari apa makna dari sebuah kutipan yang berbunyi “ Bila sakit datang, baru terasa betapa mahalnya harga kesehatan”. Lebih baik mencegah daripada mengobati. Meski apapun metode pengobatan yang kita pilih, meski kepada siapa kita berobat, meski harus mengeluarkan budget berapa pun, intinya tetap satu yaitu kesembuhan. Kesembuhan itu sendiri adalah karunia dan berkah dari Tuhan YME, pengobatan dengan segala bentuknya hanyalah mediasi untuk kesembuhan kita. Semoga pengobatan tradisional asli Indonesia bisa bangkit dan bersaing dengan pengobatan lainnya, dan semoga siapapun yang berusaha mencari kesembuhan bisa mendapatkan kesempatan tersebut, Lihat Sosbud Selengkapnya
PURWASUKA| Tanaman Sungkai (Peronema canescens) berkhasiat mengatasi demam, malaria, flu, batuk dan sering di gunakan oleh masyarakat sebagai obat tradisional dengan mengolahnya menjadi ramuan sederhana.. Sifat tanaman sungkai yang menjadi ekspektoran dapat membantu mengeluarkan dahak pada penderita batuk, di ketahui
Endar Julian Info Terkini Thursday, 26 May 2022, 1650 WIB Sumber gambar Pada negara maju dan moden memang sangat terkenal mengenai beberapa obat tradisional. Secara garis besar di dunia ini menjadikan dua jenis pengobatan yaitu medis dan non medis. Untuk pengobatan non medis mempunyai jenis yang bermacam-macam dan salah satunya adalah pengobatan tradisional. Sampai dengan saat ini ada beberapa pengobatan tradisional yang tetap masih eksis. Pengobatan tradisional yang sudah lama berlangsung di dunia dapat dijadikan sebagai bukti bahwa dunia modern masih membutuhkan hal tersebut. Bahkan, tidak jarang lagi bahwa pengobatan tradisional lebih manjur. Jenis Pengobatan Tradisional yang Masih Eksis Sampai dengan Sekarang Seperti sudah disebutkan diatas ada beberapa jenis pengobatan tradisional yang masih selalu eksis. Untuk beberapa jenis pengobatan tradisional yang dapat digunakan adalah 1. Bekam Pastinya anda sudah tidak heran lagi ketika mendengar bekam. Untuk metode pengobatan kali ini sudah sangat terkenal dan populer di dalam agama islam. Cara kerja dari bekam sendiri adalah mengeluarkan darah kotor yang ada di dalam tubuh. Ada beberapa titik tubuh tertentu yang akan ditusuk dengan jarum steril agar darah dapat keluar dari pori-pori tersebut. Selain itu, proses pengobatan tradisional bekam ini juga dibantu dengan alat isap yang berbentuk bola kecil yang dibelah. Sampai dengan sekarang pengobatan tradisional bekam bisa dipercaya untuk mencegah dan mengobati penyakit berat seperti darah tinggi dan stroke. Sekarang ada beberapa model pengobatan tradisional bekam yang praktis. 2. Akupunktur Pengobatan tradisional yang selanjutnya bisa dengan melakukan akupuntur. Untuk pengobatan tradisional jenis kali ini juga menggunakan tusukan jarum di beberapa bagian tubuh tertentu. Pastinya untuk penusukan jarum di tubuh harus dilakukan oleh orang yang sudah profesional di dalam bidangnya. Akupuntur adalah salah satu jenis pengobatan tradisional yang berasal dari Negara Tiongkok. Jenis pengobatan tradisional kali ini juga sudah mempunyai usia ribuan tahun. Bahkan untuk cara kerjanya juga sangat mudah yaitu memperbaiki sistem peredaran darah dan juga saraf. 3. Gurah Terapi gurah adalah pengobatan tradisional yang berasal asli dari Indonesia. Untuk pengobatan jenis kali ini sudah mempunyai usia ratusan tahun lamanya. Melakukan gurah mempunyai tujuan untuk mengeluarkan lendir dan kotoran yang ada di saluran pernapasan dari tenggorokan sampai dengan paru-paru. Ada salah satu jenis penyakit yang bisa diobati dengan cara gurah yaitu sinus atau pilek akut. Selain itu, untuk pengobatan tradisional ini banyak dilakukan untuk para penyanyi dan atlet supaya memperkuat pernapasan. 4. Kerokan Pengobatan tradisional kali ini pastinya sudah tidak asing lagi didengar bagi kalangan masyarakat. Akan tetapi jangan sepelekan untuk cara yang satu ini, karena juga banyak orang yang cocok dengan metode tersebut. Untuk melakukan metode pengobatan tradisional kali ini sangat mudah dan murah, karena hanya membutuhkan koin serta minyak kayu putih. Bahkan anda tidak perlu malu ketika tubuh ada garis merah yang paling terpenting masuk angin dan kembung bisa sembuh. 5. Refleksi Pengobatan tradisional yang paling akhir adalah refleksi. Untuk pengobatan kali ini juga banyak disukai oleh kalangan masyarakat, karena dapat memberikan efek relaksasi. Cara pengobatannya adalah bisa melakukan pijatan di beberapa titik kaki, tangan dan tubuh supaya dapat memperlancar peredaran darah dan sistem saraf. Salah satu manfaat ketika melakukan pengobatan tradisional jenis ini adalah dapat meredakan pikiran stress. Saat ini sendiri, jenis refleksi ini dapat ditemukan dengan mudah di pencarian internet melalui sejumlah keyword seperti pijat refleksi, pijat panggilan Semarang dan lainnya. Masih banyak jenis pengobatan tradisional yang tidak bisa dijelaskan satu persatu di kesempatan kali ini. Akan tetapi, ketika ingin melakukan pengobatan tradisional anda bisa memilih salah satu jenis yang menurut anda paling nyaman. pengobatan gayahidup Disclaimer Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku UU Pers, UU ITE, dan KUHP. Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel. Berita Terkait Terpopuler di Info Terkini Terpopuler Tulisan Terpilih
Dedes(nama tokoh) Desain (bahasa Inggris) Alat yang diangkat untuk membentuk otot Pemimpin salat Orang yang mengobati secara tradisional Beladiri asal Indonesia Awak kapal Ganteng-ganteng (Sinteron SCTV) Suara terendah wanita Alat untuk menutup wajah agar tidak terkena asap kendaraan Tampar Soal TTS Terbaru Dilihat
BERKAT kecanggihan dan kemajuan teknologi kedokteran, di zaman now ini hampir semua penyakit bisa ditangani secara medis. Bahkan tak sedikit orang berduit rela merogoh koceknya untuk berobat ke luar now, benjol sebesar bakpau di jidat bisa membuat orang dirawat intensif di rumah sakit. Padahal di zaman old, kepala benjol cukup diusap dengan rambut panjang old, jika anak benjol akibat benturan cukup rambut panjang ibu digunakan sebagai obat yang mujarab. Kepala yang benjol hanya ditiup dan diolesi dengan rambut ibu. Berangsur-angsur benjolan di kepala akan kempes dengan sendirinya. Untuk lebih mengenal pengobatan zaman old, mungkin bisa kembali diingat memori beberapa penyakit yang disembuhkan dengan cara-cara tradisional. Dikutip dari Blog Mandor Buang, zaman old, orang Betawi yang sakit lebih mengenal sebutan kagak enak awak. Ada juga yang menyebutnya gering untuk istilah penyakit yang diderita tidak terlalu parah. Kalau yang sudah parah orang Betawi bilang sakitnya sudah kedalon terlalu lama.Apabila orang yang sakit dianggap pernah berdosa dan sakit parah sehingga tidak ada kemungkinan sembuh disebut siksaan bale. Dalam masyarakat Betawi banyak dikenal nama nama penyakit, baik sakit yang disebabkan karena sesuatu yang dianggap ilmiah maupun karena hal-hal yang Sakit DampaSakit dampa atau kena dampa diyakini penyebabnya adalah karena melangkahi bekas tempat orang berzinah. Dimana orang yang melakukan perzinahan ditempat tersebut sudah meninggal dunia. Gejala penyakit ini adalah, badan meriang panas, lalu muncul melenting merah di permukaan kulit tempatnya. Melenting ini bisa dibagian kulit mana saja, mirip cacar air. Orang yang kena dampa sering mengeluh panas, perih, dan pengobatan penyakit dampa ini dengan dijampe oleh 'orang pinter' lalu disembur atau diborehin daun sirih atau daun pete perawan istilah ini untuk merujuk pohon pete besar yang belum berbuah. Cara pengobatan lainnya bisa juga dengan diborehin lumpur comberan atau sarang tawon kemanting yang dibejek dengan minyak kelapa bikinan. Orang yang bisa melakukan pengobatan ini juga tidak sembarangan. Mereka yang bisa mengobati adalah duda yang menikah dengan perawan atau janda yang menikah dengan perjaka. Menurut istilah dokter sakit ini adalah cacar ular atau herpes yang disebabkan oleh virus varisela Sakit BrahmaSakit Brahma hampir sama dengan dampa. Bedanty, kulit yang terkena penyakit brahma berwana merah dan berasa panas. Obat untuk penyakit ini dengan dijampe oleh dukun. Lalu di atas lukanya diborehin daun brahma yang berwarna merah dicampur dengan jamur pandan merah ditambah minyak kelapa Ampeg atau BengekAmpeg atau bengek menyerang paru paru, biasanya orang yang sakit bengek jika bernafas suaranya seperti suara kucing. Orang berpenyakit bengek sangat benci cuaca dingin karena bisa menyebabkan sakitnya kambuh. Obat untuk penyakit ini, si penderita diberikan rokok yang dibuat dari lintingan daun kecubung kering. Jika si penderita masih anak anak, obatnya mandi bareng dengan bapaknya, lalu si anak menyedot guyuran air yang membasahi celana bapaknya untuk GiduanSakit gidu menyerang kulit, kulit yang terkena gidu akan bentol bentol dan merah warnanya, mirip seperti orang terkenal ulat bulu. Bila terkena penyakit ini rasanya sangat gatal sekali. Jika dibiarkan, bentol akan melebar ke seluruh badan. Orang yang kena giduan diobati dengan cara ditabun atau diasapi di atas bangku kayu. Penderita disuruh duduk di bangku kemudian di bawah bangku dibakar tiker pandan pandan bekas yang dibakar itu ditaburi kayu tilayu sehingga akan menghasilkan asap tebal. Nah, asap hasil pembakaran tikar pandan bekas dan kayu tilayu ini yang diyakini bisa menghilangkan penyakit KagetOrang kaget gejalanya panas tinggi, ngomongnya ngaco, tidurnya suka mengigau. Menurut orang “pinter” zaman dulu, orang kaget biasanya ketempelan setan gombolan. Untuk pengobatan penyakit ini, harus dijampi-jampi oleh dukun atau orang “pinter”.Ketika orang kaget dipencet tangan atau betisnya biasanya setan yang nemplok diminta mengaku siapa dia dan apa tujuannya nempelin orang. Si setan lantas ngajuin permintaan berupa rokok lisong dan kopi pahit. Adakalanya setan yang merasuki orang itu protes karena ternyata tempat tinggalnya digusur atau dijamah KecengklakKecengklak banyak dialami anak kecil atau anak bayi yang usianya belum satu tahun. Anak yang kecengklak biasanya badannya panas, cengeng, dan kurang doyan makan. Untuk pengobatannya hanya bisa dilakukan dukun urut bayi. Kecengklak yang telat ditangani bisa membikin anak jadi Salah BantalPenyakit satu ini ternyata masih suka diderita oleh generasi zaman now. Salah satu ciri penyakit yang disebut salah bantal ini, yakni leher terasa kaku, leher akan terasa sakit jika kita akan menoleh atau nengok, kepala rada tengleng miring. Orang yang terkena penyakit ini kalau dipanggil orang, badannya ikut muter karena leher tidak bisa dipakai buat nengok. Menurut orang tua dulu, kalau kita salah pake bantal, paginya kita akan kena sakit leher salah bantal. Obatnya diurut pakai ludah basi atau disuruh manggul bale bambu. Sedangkan bantal yang habis dipakai orang itu harus dijemur di bawah terik matahari. 8. BowesanPenyakit bowesan dipercaya karena penderitanya jarang mandi pagi. Orang yang bowesan di pinggir atau pojokan bibirnya pada korengan rasanya perih dan susah makan. Selain karena jarang mandi pagi, bowesan bisa juga muncul karena orang makan biji moneng atau biji jambu mede yang dibelah tapi tidak digosok dulu ke rambut sebelum dimakan. Untuk mengobati penyakit ini cukup dibaluri dengan daun saga yang sudah dibejek-bejek pakai tangan. Jika tidak sembuh juga, baru penderitanya akan dikasih obat biru dari mantri di CacinganPenyakit ini biasanya diderita anak-anak. Penyakit ini berkembang biak karena pola hidup bersih yang tidak terjaga. Dulu, orang tua sering mengingatkan anak yang kukunya panjang dan ada kotoran hitam di sela kukunya akan yang menderita cacingan biasanya perutnya akan membuncit. Untuk pengobatan penyakit ini biasanya si anak akan dicekok jamu temu lawak. Bisa juga si anak akan diberi makan pete cina dengan porsi yang setelah diobati, cacing yang ada dalam tubuh si anak akan keluar bersama dengan saat si anak buang air KejengkolanMenderita penyakit ini memang terasa menyiksa. Terasa ingin buang air kecil, tetapi tidak bisa mengeluarkannya. Biasanya hal ini terjadi apabila si penderita kebanyakan makan jengkol akan beresiko kejengkolan jika yang dimakan jengkol BW. Jengkol BW ini yaitu jengkol tua yang ditanam di dalam pasir sampai tumbuh tunas dan warnanya berubah menjadi hijau. Biasanya untuk pengobatan, penderita kejengkolan diberi minum air kelapa BorokPenyakit ini biasanya menyerang permukaan kulit yang terluka atau lecet. Bisa dibilang, borok adalah koreng yang membesar dan merah warnanya. Borok yang dibiarkan biasanya akan bernanah dan mengundang lalat datang. Untuk mengobati borok, cukup ditempel dengan daun paku konde atau daun minyakan yang sudah digarang sampe menghitam didatas api. Sebelum ditempel ke borok, daun yang sudah digarang diolesi dahulu dengan minyak kelapa bikinan. Namun jika boroknya masih kecil dan dan gatal, pengobatannya cukup ditempel dengan daun arengan zaman dulu, selain borok biasa dikenal juga istilah borok sikutan. Borok jenis ini diyakini diidap oleh orang yang suka mengambil kembali sesuatu yang telah diberikan ke orang GondonganPenyakit gondongan banyak dialami anak anak, tapi juga bisa diidap orang dewasa. Orang yang gondongan akan terlihat pipi di bawah kupingnya bengkak. Penderita cukup tersiksa karena bisa membikin susah tidur. Untuk pengobatan penyakit ini menggunakan blao cuci yang berbentuk kotak. Blao tersebut dilumatkan dengan air lalu diborehin ke tempat gondongan oleh dukun. Biasanya area yang gondongan akan diberi blao dengan tulisan China. Dukun yang bisa mengobati gondongan umumnya keturunan China. 13. SekelanSekelan adalah penyakit ikutan atau penyerta dari penyakit lain. Misalnya jika di kaki ada borok, otomatis dipangkal paha muncul sekelan yaitu benjolan sebesar jengkol. Penyakit ini cukup membuat penderitanya tersiksa, karena untuk berjalan saja bisa kesulitan, si penderita biasanya akan berjalan ngegang melebarkan kakinya dan salah satu kakinya akan jinjit.Biasanya sekelan akan hilang dengan sendirinya apa bila penyakit utamanya korengnya sudah SreselPenyakit satu ini biasanya diderita oleh bayi dan anak balita. Sresel adalah istilah untuk bisul alus-alus yang diderita anak-anak di bagian jidat dan kecil yang kena sresel jadi cengeng dan suka uring-uringan. Untuk pengobatannya biasa dilakukan oleh dukun bayi dengan dua pertama dengan menggunakan hati kodok berud yang dipopol ke bagian tubuh yang terkena sresel. Sedangkan cara kedua cukup ekstrem, yakni dengan dipencet paksa oleh dukun sampai mata bisul sresel yang dipencet sreselnya akan nangis klojotan. Untuk mengurangi rasa sakit biasanya sang dukun akan member jampe jampe penghilang rasa CantenganPenyakit ini biasanya menyerang bagian jari, bisa jari tangan atau jari kaki. Biasanya jari yang cantengan akan bengkak dan bernanah. Penyebab penyakit ini bermacam-macam, bisa karena kuku yang nancap ke pinggiran jari atau bisa juga karena kesusuban atau kemasukan kayu. Seringnya yang suka nyusub adalah kayu kelapa. Cantengan bisa membuat badan panas dingin atau meriang. Untuk pengobatan, biasanya kaki yang cantengan akan dipopol menggunakan jahe yang sudah ditumbuk halus. Kemudian bagian yang sudah diberi jahe diperban menggunakan sobekan kain KejelikeUntuk anak zaman now, kejelike ini biasa disebut keseleo. Zaman dulu biasa terjadi pada anak perempuan yang baru saja memakai sandal hak tinggi. Sedangkan anak lelaki biasanya keselo karena kerap yang kakinya kejelike, persendiannya akan bengkak dan sakitnya cukup menyiksa. Jika tidak segera ditangani biasanya akan berpengaruh terhadap pertumbuhan sendi dan akan memengaruhi cara penyakit ini biasanya diurut oleh tukang urut. Setelah diurut, biasanya bagian yang kejelike akan dibaluri tumbukan beras dicampur kencur atau disebut beras KebelerKebeler adalah luka akibat tersayat inis bambu atau benang layang-layang. Pada zaman old, inis bambu banyak digunakan untuk motong tali puser bayi atau dipake bengkong sunat untuk motong ujung kelamin pria. Zaman dulu juga karena banyak tanah lapang sehingga anak-anak leluasa bermain layang-layang. Untuk mengadu layang-layang ini biasa digunakan benang gelasan yang cukup bermain layang-layang aduan ini sudah biasa bagi anak-anak tangannya kebeler. Tangan atau bagian jari yang kebeler rasanya perih dan bisa bengkak jika lukanya cukup dalam. Untuk mengobati kebeler dan menghentikan pendarahan, biasanya menggunakan getah pohon keladi atau pohon karet. Luka kebeler bisa juga diobati dengan ditempel kabang-kabang atau sawangan seperti jaring laba-laba yang biasa ada di eternit rumah.Sumber Blog Mandor Buangysw
Adabeberapa metode pengobatan tradisional yang menggunakan batu giok sebagai alat utamanya.Mulai dari metode pemijatan, jade rolling, dan terapi lainnya menggunakan batu yang mayoritas berwarna hijau ini. Metode terapi batu giok dipercaya dapat menjaga kesehatan tubuh hingga diklaim dapat menyembuhkan beberapa gangguan
Satu macam jamu bisa terbuat dari campuran 5-10 macam tanaman, bahkan mungkin lebih. Setiap bagian tanaman mulai dari akar, batang, daun, kulit, buah, dan bijinya bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan jamu. Ambil contoh yang paling umum adalah jamu kunyit asam. Jamu kunyit asam diyakini dapat membantu meredakan nyeri haid sebab kunyit mengandung kurkumin yang mengurangi produksi hormon prostaglandin penyebab kejang otot pada rahim. Selain itu, jamu ini juga cukup sering digunakan sebagai obat pegal-pegal dan ramuan penghilang bau badan. Contoh jamu umum lainnya adalah jamu beras kencur dan jamu temulawak. Jamu beras kencur diolah dari campuran beras, kencur, asam jawa, serta gula merah sering digunakan sebagai penambah stamina dan nafsu makan. Jamu beras kencur juga dapat mengatasi masalah pencernaan, sesak napas, pilek, hingga sakit kepala. Sementara itu, jamu temulawak juga berpotensi untuk mengobati masalah osteoarthritis. Berdasarkan Ketentuan Kepala BPOM, jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai uji klinis di laboratorium. Sebuah ramuan tradisional bisa dikatakan jamu apabila keamanan dan khasiatnya telah terbukti berdasarkan pengalaman langsung pada manusia selama ratusan tahun. 2. Obat herbal terstandar OHT Obat herbal terstandar OHT adalah obat tradisional yang terbuat dari ekstrak atau sari bahan alam dapat berupa tanaman obat, sari binatang, maupun mineral. Berbeda dengan jamu yang biasanya dibuat dengan cara direbus, cara pembuatan OHT sudah menggunakan teknologi maju dan terstandar. Produsen OHT harus memastikan bahwa bahan-bahan baku yang digunakan dan prosedur ekstraksinya sudah sesuai standar BPOM. Tenaga kerjanya pun harus memiliki keterampilan dan pengetahuan mumpuni tentang cara membuat ekstrak. Selain itu, produk OHT juga harus melalui uji praklinis di laboratorium untuk menguji efektivitas, keamanan, dan toksisitas obat sebelum diperjualbelikan. Sebuah produk obat tradisional komersil resmi tergolong OHT jika mencantumkan logo dan tulisan “OBAT HERBAL TERSTANDAR” berupa lingkaran berisi jari-jari daun 3 pasang dan ditempatkan pada bagian atas kiri dari wadah, pembungkus, atau brosurnya. Contoh produk OHT di Indonesia adalah Kiranti, Antangin, dan Tolak Angin. 3. Fitofarmaka Sama seperti OHT, produk fitofarmaka terbuat dari ekstrak atau sari bahan alam berupa tanaman, sari binatang, maupun mineral. Bedanya, fitofarmaka adalah jenis obat bahan alam yang efektivitas dan keamanannya sudah dapat disejajarkan dengan obat modern. Proses produksinya sama-sama berteknologi maju dan sudah terstandar seperti OHT, tapi produk fitofarmaka harus melewati satu lagi tahan proses pengujian tambahan. Setelah melalui proses uji praklinis, produk OBA fitofarmaka harus menjalani uji klinis langsung pada manusia guna menjamin keamanannya. Sebuah produk obat tradisional boleh dipasarkan ke masyarakat jika sudah melewati uji praklinis dan klinis. Produk fitofarmaka juga harus mencantumkan logo dan tulisan “FITOFARMAKA” berupa lingkaran berisi jari-jari daun membentuk bintang dan ditempatkan pada bagian atas kiri dari wadah, pembungkus, atau brosurnya. Tips aman mengonsumsi obat tradisional Agar bisa meraup manfaatnya seoptimal mungkin, Anda harus lebih cermat dalam memilah-milih produk obat yang akan dibeli. Melansir Lembaran Edukasi Obat dan Pangan dari BPOM, setiap obat tradisional wajib mencantumkan penandaan label yang benar, meliputi Nama Produk Nama dan alamat produsen/importir Nomor pendaftaran/nomor izin edar BPOM Nomor Bets/kode produksi Tanggal Kedaluwarsa Netto Komposisi Peringatan/Perhatian Cara penyimpanan Kegunaan dan cara penggunaan dalam Bahasa Indonesia. Bukan hanya itu. Patuhi juga beberapa aturan berikut ini untuk menjamin obat yang Anda gunakan aman dikonsumsi Hanya gunakan produk yang sudah memiliki nomor pendaftaran dari BPOM. Selalu periksa tanggal kedaluwarsa sebelum mengonsumsi OT. Selalu baca aturan pakai sebelum mengonsumsi OT. Sebaiknya hindari penggunaan obat tradisional bersamaan dengan obat kimia dari resep dokter. Jika muncul efek samping yang terbilang cepat setelah minum OT, kemungkinan ada penambahan bahan kimia dalam obat tersebut yang dilarang penggunaannya. Perhatikan bagian informasi “peringatan” atau “perhatian” yang tertera di label kemasan produk, kemudian sesuaikan efek samping penggunaan obat tersebut dengan kondisi kesehatan Anda. Sebuah produk OT yang baik juga tidak boleh mengandung bahan kimia obat BKO, alkohol lebih dari 1% kecuali dalam bentuk tertentu dan harus diencerkan dulu, narkotika & psikotropika, serta bahan lain yang dapat membahayakan kesehatan. Nah demi menjamin keamanan produk obat yang Anda gunakan, Anda bisa memastikannya langsung dengan mengecek laman Badan POM Pada kolom “Daftar Produk”, pilih “Produk Public Warning” dan cari tahu obat tradisional apa saja yang mengandung bahan kimia berbahaya. Seberapa aman penggunaan obat tradisional? Banyak orang yang percaya keampuhan penyembuhan obat ini dengan berbagai alasan. Ada yang mengaku berhasil sembuh atau setidaknya mengalami perbaikan kondisi kesehatan usai menggunakan OT, diyakini lebih alami, tidak menimbulkan efek samping, atau karena mendapat saran dari orang telah berhasil sembuh berkat OT, dikutip dari BMC Complementary and Alternative Medicine. Pada dasarnya, obat tradisional memang tergolong aman untuk dikonsumsi selama Anda tidak memiliki alergi terhadap bahan-bahannya dan dalam batas dosis aman. Hanya saja, Anda dianjurkan untuk selalu waspada dan berhati-hati dalam memilah-milah obat tradisional mana yang sekiranya asli dan aman untuk dikonsumsi, serta mana yang meragukan. Pasalnya, tidak sekali dua kali BPOM menemukan OT ilegal yang tersebar luas di berbagai daerah di Indonesia. Penny K. Lukito, selaku Kepala BPOM, menuturkan bahwa penggunaaan OT ilegal sangat membahayakan kesehatan karena mengandung sejumlah bahan kimia. Penggunaan obat haruslah dengan resep dan pengawasan dokter, atau setidaknya obat yang Anda konsumsi tersebut telah terjamin penggunaannya. Sementara OT ilegal ini tidak dapat dipastikan keamanannya, bahkan dijual bebas tanpa izin edar resmi dari BPOM. Otomatis, OT ilegal berpotensi membahayakan kesehatan masyarakat.
Caramengobati hipertiroid dengan tindakan medis. Penyerapan T4 secara oral pada saluran pencernaan 40 80 diserap dari jejunum dan ileum atas. Cara mengatasi hipotiroid secara alami ini dapat Anda mulai dengan olahraga yang ringan terlebih dahulu seperti jogging atau yoga setidaknya 150 menit per minggu setengah jam setiap hari lima hari seminggu.

Jakarta - Sejak ribuan tahun yang lalu orang-orang percaya dengan pengobatan secara alami untuk mengobati tubuhnya. Walaupun saat ini terasa sangat kuno dan ketinggalan zaman, pengobatan secara tradisional tidak kalah ampuh dalam menyembuhkan berbagai macam itu, saat ini sudah terdapat cabang ilmu pengatahuan yang didedikasikan untuk studi tentang pengobatan tradisional yaitu Ethnopharmacology. Namun penggunaan bahan-bahan herbal sebagai pengobatan harus diolah dengan benar, karena kesalahan sedikit saja dapat menyebabkan keracunan pada dari BBC, Rabu 28/10/15, berikut 5 pengobatan tradisional yang telah diakui dapat menyembuhkan penyakit. Baca Juga Studi Buktikan Manfaat Tai Chi Bagi Pasien Penyakit Kronis Halaman Selanjutnya Halaman

Ginseng Obat tradisional diabetes kering selanjutnya adalah ginseng. Tanaman ini memang dipercaya memiliki banyak khasiat. Menurut penelitian dari Universitas Toronto, tanaman ginseng memang ampuh untuk mengobati penyakit diabetes, dimana tanaman ini mampu untuk mengontrol gula darah dalam tubuh penderita diabetes. Banyak orang mencari pengobatan pelengkap untuk berbagai penyakit. Mungkin pengobatan herbal untuk menyembuhkan flu, atau akupunktur untuk meredakan nyeri punggung bawah. “Pengobatan pelengkap” mengacu pada praktik di luar pengobatan Barat, diadopsi dari budaya lain, dan sering digunakan di negara-negara berpenghasilan tinggi. Tapi “pengobatan tradisional” mencakup berbagai praktik dan terapi asli indigenous untuk populasi mereka yang mempraktikkannya. Berdasarkan landasan sejarah dan budaya, pengobatan tradisional ini beroperasi di luar perawatan kesehatan arus utama. Jadi misalnya, pengobatan tradisional Cina merupakan asli untuk masyarakat Cina dan oleh karena itu diklasifikasikan sebagai pengobatan tradisional. Tapi ketika digunakan oleh etnis non-Cina, kita menyebutnya sebagai obat pelengkap. Read more Nearly 1 in 4 of us aren't native English speakers. In a health-care setting, interpreters are essential Sementara banyak orang menggunakan obat-obatan pelengkap, obat-obatan tradisional memberikan suatu pengaruh yang sangat penting dalam cara para migran menjaga kesehatan mereka. Hal ini dapat menghadirkan suatu tantangan dalam penyampaian perawatan medis Barat ke komunitas yang beragam di negara tujuan mereka. Tapi bahkan saat hanya ada sedikit konsensus tentang kemanjuran obat-obatan ini, selama kita berusaha untuk mencapai hasil kesehatan yang lebih baik untuk orang yang beragam secara budaya dan bahasa, kita harus mengakui obat tradisional dan pelengkap sebagai komponen penting dari perawatan kesehatan mereka. Pendekatan holistik Pengobatan tradisional dan komplementer yang digunakan di antara populasi yang beragam secara budaya dan bahasa. Termasuk di antaranya adalah pengobatan herbal, akupunktur, pijat, pengobatan tradisional Cina, yoga, ayurveda, homeopati penggunaan berbagai tumbuhan, hewan, dan mineral tertentu dan tai chi. Tipe pengobatan yang berbeda disukai di komunitas yang berbeda. Ayurveda, misalnya, berusia lebih dari tahun dan asli dari India. Pengobatan ini menggabungkan gaya hidup, diet, olahraga dan sebagian besar produk tanaman sebagai pilihan pengobatan. Diterjemahkan menjadi “ilmu kehidupan”, Aryuveda bertujuan untuk membersihkan seseorang dari zat penyebab penyakit dan mengembalikan keseimbangan dalam tubuh. Praktisi Ayurveda percaya pendekatan ini efektif dalam mengelola sejumlah kondisi akut dan kronis termasuk diabetes, kanker, kecemasan dan radang sendi. Read more Does traditional Chinese medicine have a place in the health system? Beberapa penelitian menunjukkan kemanjuran Aryuveda, termasuk bagaimana formulasi pengobatan ini sebanding dengan obat konvensional seperti glukosamin dalam mengobati osteoartritis peradangan kronis di sendi lutut. Namun, hasil yang bervariasi dan desain studi yang terbatas membuat sulit untuk menarik kesimpulan tegas. Sementara itu, pengobatan tradisional Cina telah berkembang sejak pertama kali digunakan lebih dari tahun yang lalu, namun tetap berpijak pada tujuannya untuk merawat seluruh tubuh dan bukan menyasar masalahnya saja. Obat tradisional sering menemani migran ke negara tujuan mereka. From Meliputi banyak praktik termasuk tai chi, akupunktur, dan berbagai pengobatan herbal, pengobatan Cina saat ini digunakan untuk mencegah dan mengobati banyak kondisi. Pasien dengan osteoarthritis lutut yang berlatih tai chi mencatat peningkatan yang signifikan, sementara ada hasil positif untuk akupunktur dalam meredakan nyeri punggung bawah dan mual yang berhubungan dengan kemoterapi. Pengobatan tradisional Cina juga telah digunakan untuk pencegahan penyakit jantung dan stroke, dan untuk meningkatkan kualitas hidup orang dengan gagal jantung kronis. Sebuah ulasan terbaru, misalnya, menemukan obat-obatan Cina tertentu dapat mengendalikan beberapa faktor risiko penyakit jantung, seperti diabetes dan tekanan darah tinggi. Tapi beberapa penelitian yang ada dibatasi oleh ukuran sampel yang kecil dan desain penelitian yang cacat. Obat herbal dari pengobatan Cina dan sejenisnya digunakan untuk mengobati berbagai kondisi. St John’s wort atau Hypericum perforatum digunakan untuk mengobati depresi ringan, Ginkgo Biloba untuk kehilangan ingatan, dan ginseng untuk kondisi muskuloskeletal gangguan sendi, otot dan tulang untuk mendukung anggota badan, leher dan punggung. Read more Do you know what's in the herbal medicine you're taking? Namun, meski terdapat beberapa hasil yang menjanjikan, masih ada kesenjangan yang substansial antara kekuatan bukti yang mendukung praktik ini dan penggunaan serta penerimaan konsumen terhadap produk tradisional dan obat komplementer. Jika buktinya terbatas, mengapa kita harus memperhatikannya? Beberapa komunitas migran mengalami kesehatan yang lebih buruk daripada populasi tuan rumah mereka. Misalnya, tingkat diabetes tipe 2 lebih tinggi di kalangan migran daripada di populasi Australia secara umum. Penting untuk diketahui bahwa bagi kelompok minoritas, perasaan seolah-olah seorang dokter tidak memahami kebutuhan budaya mereka dapat menjadi penghalang untuk mencari bantuan. Misalnya, jika seseorang tidak yakin dokternya akan menyetujui penggunaan obat tradisional, mereka mungkin tidak mengungkapkannya. Kita tahu penggunaan obat tradisional dan komplementer yang dirahasiakan atau non-disclosure merupakan hal umum di antara kelompok budaya yang beragam. Ini bisa berbahaya, karena beberapa obat tradisional dan komplementer dapat berinteraksi negatif dengan obat lain. Read more Going to the naturopath or a yoga class? Your private health won't cover it Ketika pasien merasa dokter mereka tidak menghakimi atau bahkan menerima penggunaan obat tradisional mereka, mereka lebih cenderung untuk mengungkapkannya . Jadi penyedia layanan medis dapat memperoleh manfaat dari pendidikan seputar berbagai jenis obat tradisional dan komplementer, termasuk metode yang peka budaya untuk menanyakan tentang penggunaannya. Akupunktur, terapi komplementer yang populer, berakar pada pengobatan Cina. From Apa yang perlu dilakukan Australia? Sistem perawatan kesehatan integratif yang paling matang terbukti di Asia. Negara-negara seperti Korea Selatan dan India telah mengatur obat tradisional dan pelengkap ke dalam kebijakan kesehatan nasional mereka. Untuk mengatasi ketidakadilan kesehatan secara efektif, sistem kesehatan kita perlu mempertimbangkan dan mengatasi dampak pengaruh budaya terhadap keputusan perawatan kesehatan pasien. Ini sangat penting bahkan ketika perawatan yang mereka hargai mungkin tidak didasarkan pada bukti. Menyelidiki dan mempertimbangkan praktik-praktik ini pada akhirnya akan membantu kita merancang dan memfasilitasi perawatan yang aman, efektif, peka budaya, dan terkoordinasi untuk semua pasien dan komunitas di seluruh Australia. Professor Jon Adams berkontribusi pada artikel ini.
Sampaidengan sekarang pengobatan tradisional bekam bisa dipercaya untuk mencegah dan mengobati penyakit berat seperti darah tinggi dan stroke. Sekarang ada beberapa model pengobatan tradisional bekam yang praktis. 2. Akupunktur. Pengobatan tradisional yang selanjutnya bisa dengan melakukan akupuntur. Untuk pengobatan
Pengobatan tradisional merupakan salah satu upaya pengobatan atau perawatan cara lain di luar ilmu kedokteran atau ilmu keperawatan. Pengobatan tradisional dilakukan sebagai upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit atau pemulihan kesehatan Menkes RI, 2003. Pengertian Pengobatan Tradisional Pengertian Pengobatan Tradisional Menurut Permenkes Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1076/MENKES/SK/VII/2003 tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional, pengobatan tradisional adalah pengobatan dan/atau perawatan dengan cara, obat, dan pengobatnya yang mengacu kepada pengalaman, keterampilan turun temurun, dan/atau pendidikan/ pelatihan, dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat. Pengertian Pengobatan Tradisional Menurut WHO Menurut pendapat organisasi kesehatan dunia WHO, 2000, pengertian mengenai pengobatan tradisional sebagai serangkaian pengetahuan, ketrampilan dan praktik-praktik yang berdasarkan teori, keyakinan dan pengalaman masyarakat yang mempunyai adat budaya yang berbeda, baik dijelaskan atau tidak yang digunakan dalam pemeliharaan kesehatan serta dalam pencegahan diagnosa, perbaikan dan pengobatan penyakit secara fisik dan juga mental. Terdapat dua jenis pengobatan tradisional menurut WHO yaitu Pengobatan dengan cara-cara yang bersifat spiritual yakni, terkait dengan hal-hal yang bersifat ghaib; Pengobatan dengan menggunakan obat-obatan, yakni jamu atau obat herbal Walcott, 2004 Pengertian Pengobatan Tradisional Menurut Para Ahli Djojosugito 1985 yang menyatakan bahwa pengobatan tradisional menyangkut dua hal yakni obat atau ramuan tradisional dan cara pengobatan tradisional. Definisi pengobatan tradisional sendiri adalah pengobatan yang secara turun temurun digunakan oleh masyarakat untuk mengobati berbagai macam penyakit tertentu dan dapat diperoleh secara bebas dikutip dari Sudardi, 2002 14 Menurut Asmino 1995, pengobatan tradisional dibagi menjadi dua. Pertama, cara penyembuhan tradisional traditional healing yang terdiri dari pijatan, kompres, akupuntur dan sebagainya. Kedua ialah obat tradisional traditional drugs yaitu dengan menggunakan bahan-bahan yang telah tersedia dari alam seperti halnya tanaman, hewan, sumber mineral atau garam-garam serta mata air yang keluar dari tanah. Pengobtan Tradisional Fitoterapi Salah satu pengobatan tradisional adalah fitoterapi. Fitoterapi adalah penggunaan tanaman, bagian tanaman, sediaan yang terbuat dari tanaman untuk pengobatan dan pencegahan penyakit. Sebagian indikasi fitoterapetik berasal dari pengalaman pada obat herbal yang telah berusia ratusan bahkan ribuan tahun. Fitoterapi dikelompokkan dalam beberapa kelompok terapi, yaitu Kelainan jantung dan pembuluh darah. Gangguan saluran pencernaan. Gangguan saluran pernapasan. Antidiabetes mellitus. Gangguan susunan saraf pusat. Antiobesitas. Hepatoprotektor h. Anti asam urat. Suportif kanker. Gangguan saluran kemih. Immunomodulator Mun‟im, 2011. Originally posted 2020-12-26 214143. Uncategorized pengobatanmodern dan pengobatan tradisional, seperti yang dikatakan Asimo (1995) bahwa pengobatan tradisional merupakan pengobatan alternatif yang digunakan sakit, bahwa orang bisa disebut sebagai manusia sehat apabila semua sistem dan unsur pembentuk tubuh atau panca maha bhuta yang terdiri dari : pertiwi atau tanah yang berarti NilaiJawabanSoal/Petunjuk TABIB Orang yang mengobati secara tradisional OBAT ...ng obat dari tumbuh-tumbuhan dsb yang dibuat oleh orang biasa atau dukun bukan di pabrik farmasi; - mata obat untuk menyembuhkan penyakit mata; - ... MENYEMBUHKAN Memulihkan, mengobati; ILMU ...tahuan makin merendahkan diri; menunjukkan - kpd orang menetak, pb nasihat yang baik itu tidak berguna bagi orang yang tidak mau mempergunakannya; -... HERBAL Yang Menyembuhkan Secara Tradisional ORGANISASI Perkumpulan orang-orang secara terstruktur NGUSIR Menyuruh orang pergi secara paksa PENYUSUP Orang yang masuk secara diam-diam DONATUR Orang yang secara tetap memberikan sumbangan PINJAM Memakai barang orang lain secara sementara SAKSI Orang yang melihat kejadian secara langsung TUKANG Orang yang ahli DETAIL Orang yang mengobati orang dirumah sakit haruslah… BERORANG-ORANG Secara dengan orang lain bukan secara kekeluargaan; KULTUS Penghormatan secara berlebihan kepada orang, paham atau benda DEPOSAN Orang yang menyimpan uang di bank secara deposito GELEDAH Memeriksa orang, rumah secara paksa untuk mencari sesuatu BANDAR Orang yang mengendalikan suatu aksi secara sembunyi sembunyi DAME Tokoh wanita yang secara tradisional diperankan oleh laki-laki KOPIAH Topi tradisional orang melayu, dikenal juga sebagai peci PEBISNIS Orang yang secara komersial berusaha dalam dunia perdagangan MALING Orang yang mengambil milik orang lain secara sembunyi-sembunyi MANIPULASI Upaya memengaruhi pemikiran orang lain secara tak sadar ANDA Kata ke dua untuk menyebutkan orang secara umum BERKASAK-KUSUK Berbuat melakukan perbuatan mempengaruhi orang lain secara bersembunyi-sembunyi OrangIndonesia pasti sudah tidak asing lagi dengan yang namanya jamu. Ramuan yang dibuat dari bahan alami secara turun temurun ini memiliki multifungsi termasuk untuk menjaga kesehatan, menghilangkan penyakit ringan, menambah nafsu makan, meningkatkan keperkasaan pria, dan sebagainya Pijat tradisional Indonesia juga sangat terkenal berkhasiat Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Sosiologi Kesehatan “Pengobatan Tradisional sebagai Pengobatan Alternatif di Indonesia” Muhamad Bagus Rinaldi 1706053330 Sosiologi Kesehatan DEPARTEMEN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPOK 2019 Abstract Traditional medicine is an alternative in choosing treatments related to health problems. Traditional medicine in Indonesia is not a strange thing because it is a legacy from ancestors that has been preserved and preserved, one of the traditional treatments that is common for Indonesian people is Jamu. Traditional medicine that developed began to be known as Complementary Alternative Medicine CAM related to body and mind medicine, such as meditation, yoga, or acupuncture and manipulative body which includes spinal manipulation and massage therapy. This paper reviews the literature review relating to traditional medicine by using the Descriptive or Mapping Reviews method which attempts to link several literature studies into a complete piece of writing that completes it. The results of this paper are divided into three parts, namely traditional medicine as an alternative treatment, traditional medicine in Indonesia, and perception of treatment. Traditional medicine that has increasingly developed must coexist with conventional medicine to be able to complement each other. Keywords Traditional Medicine, Traditional Medicine, Complementary Alternative Medicie CAM Abstrak Pengobatan tradisional menjadi sebuah alternatif dalam memilih pengobatan terkait dengan masalah kesehatan. Pengobatan tradisional di Indonesia bukanlah suatu hal yang asing karena merupakan warisan dari leluhur yang sudah dijaga dan dilestarikan, salah satu pengobatan tradisional yang umum untuk masyarakat Indonesia adalah Jamu. Pengobatan tradisional yang berkembang mulai dikenal sebagai Complementary Alternative Medicine CAM terkait dengan body and mind medicine, seperti meditasi, yoga, ataupun akupuntur dan manipulative body yang mencakup spinal manipulation serta massage therapy. Tulisan ini mengulas mengenai tinjauan literatur yang berkaitan dengan pengobatan tradisional dengan menggunakan metode Descriptive or Mapping Reviews yang mencoba untuk mengaitkan beberapa studi literatur menjadi suatu tulisan utuh yang melengkapinya. Hasil dari tulisan ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu pengobatan tradisional sebagai alternatif pengobatan, pengobatan tradisional di Indonesia, dan persepsi terhadap pengobatan. Pengobatan tradisional yang sudah semakin berkembang harus berdampingan dengan pengobatan konvensional untuk dapat saling melengkapi. Kata Kunci Pengobatan Tradisional, Obat Tradisional, Complementary Alternative Medicie CAM I. Latar Belakang Keberagaman hayati yang sangat kaya menjadikan Indonesia dikenal sebagai negara dengan megabiodiversity terbesar kedua setelah Brazil Ersam, 2004. Hal ini yang lantas menjadikan Indonesia memiliki banyak sekali tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai ramuan obat untuk mengatasi masalah kesehatan. Terdapat lebih dari jenis tanaman obat yang hanya beberapa sudah dimanfaatkan untuk dijadikan sebagai bahan pengobatan Hariana, 2005. Kurang dikembangkannya tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai pengobatan menjadikan sulitnya pelestarian pengobatan tradisional di Indonesia Rosita et al, 2007. Namun terlepas dari hal tesebut pengobatan tradisional sudah ada sejak awal, sebelum digantikan oleh pengobatan yang bersifat konvensional dan merupakan warisan dari nenek moyang atau leluhur yang masih terus dilestarikan dan dipertahankan oleh beberapa suku di Indonesia. Pengobatan tradisional identik dengan bahan-bahan yang bersifat alami yang didapatkan dari tumbuh-tumbuhan yang kemudian diolah dan menjadi obat tradisional yang dapat digunakan sebagai cara penyembuhan. World Health Organization WHO mendefinisikan pengobatan tradisional sebagai praktik dalam bidang kesehatan yang berkaitan dengan pendekatan, pengetahuan, maupun keyakinan yang menggunakan bahan-bahan alami dari tumbuhan, hewan, maupun bahan mineral yang diterapkan melalui terapi spiritual ataupun teknik dan latihan secara manual yang dilakukan secara tunggal atau bersamaan untuk mengobati, mendiagnosis, mencegah penyakit, seta mempertahankan kesejahteraan WHO, 2016. Meskipun pengobatan tradisional mulai tergantikan oleh pengobatan konvensial tidak menjadikan pengobatan tradisional hilang begitu saja, bahkan pengobatan tradisional masih menjadi trend yang digemari oleh masyarakat, khusunya masyarakat kelas menengah bawah yang menjadikan pengobatan tradisional sebagai alternatif dalam mengakses pengobatan Komalasari et al, 2017. Di Indonesia pengobatan tradisional menjadi alternatif bagi banyak orang, tercatat melalui Data Riset Kesehatan Dasar Riskesdas tahun 2013 yang menyatakan bahwa 30,4% rumah tangga yang ada di Indonesia menggunakan layanan pengobatan tradisional, yang mana 49% diantaranya menggunakan ramuan tradisional dalam menangani permasalahan kesehatan. Selain itu pada Data Riset Kesehatan Dasar Riskesdas tahun 2010 menyebutkan bahwa 60% penduduk Indonesia yang berada di atas usia 15 tahun pernah mengomsumsi produk dari pengobatan tradisional berupa Jamu dan 90%-nya menyatakan merasakan manfaat dari mengomsumsi jamu Aditama, 2014. Selanjutnya menurut survey yang dilakukan oleh National Health Interview Survey NHIS pada 2007 menyatakan bahwa 38% populasi masyarakat Amerika yang tegolong ke dalam usia dewasa mengguanakan Complementer Alternative Medicine CAM sebagai sebuah terapi. WHO mencatat sebanyak 80% penduduk di negara berkembang dan 65% penduduk negara maju telah menggunakan obat tradisional. Tulisan ini akan menggambarkan serta menjelaskan mengenai pengobatan tradisional sebagai sebuah alternatif dalam sistem pengobatan. II. Tujuan Tujuan dari penulisan artikel review ini adalah untuk menggambarkan dan mendeskripsikan bagaimana proses pengobatan tradisional yang berupa obat dari bahan-bahan bersifat alami menjadi sebuah alternatif dalam pengobatan terkait dengan proses penyembuahan seseorang, yang mana di zaman modern saat ini kebanyakan orang pada menggunakan obat sintesis yang mengandung bahan kimia untuk proses penyembuhan. Selanjutnya tulisan ini juga bertujuan untuk menggambarkan dan mendeskripsiskan bagaimana proses pengobatan tradisional yang ada di Indonesia, dimana Indonesia terkenal dengan masyarakat yang teguh dalam melestarikan kebudayaan yang diwarikan oleh nenek moyangnya sehingga meskipun telah masuk proses modernisasi tetapi dalam hal pengobatan beberapa kelompok masyarakat diyakini masih menggunakan tradisi serta adat yang dimilikinya dengan menjadikan pengobatan tradisional sebagai salah satu cara untuk mengatasi permasalahan dalam hal penyembuhan kesehatan. Selain itu tulisan ini juga ingin menjelaskan bagaimana pandangan masyarakat Indonesia dalam melihat pengobatan tradisional yang masih eksis di masyarakat saat ini sebagai salah satu cara dalam mengatasi permasalahan terkait kesehatan. III. Metode Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah mengenai tinjauan literatur atau literature review. Tinjauan literatur dapat dijadikan sebuah metode menurut Parѐ et al 2015 karena tinjauan literatur bertujuan untuk; a. Mengidentifikasi lebih lanjut mengenai subjek atau topik yang ditulis dalam sebuah artikel yang dapat dijelaskan kembali dengan mengembangkan tulisan sesuai dengan pemikiran dari orang yang melakukan tinjauan literatur. b. Mengetahui sejauh mana penulis artikel mencoba untuk menentuka area penelitian yang dilakukannya melalui tren atau pola yang telah ditafsirkan. c. Menggabungkan temuan-temuan empiris yang berdasar pada topik penulisan yang akan ditulis untuk memperkaya hasil temuan baru sehingga hasilnya dapat teruji dengan baik. d. Menghasilkan kerangka pemikiran yang baru dengan berdasar pada penelitian-penelitian pada tulisan yang telah ada. e. Mengidentifikasikan topik maupun pertanyaan yang dikembangkan lagi untuk keperluan penulisan. Selanjutnya tinjauan literatur memiliki dua bentuk utama, yakni - Latar belakang dari sebuah penulisan baik berbentuk jurnal ataupun tesis. Pada bagian ini umumnya mengidentifikasi mengenai perbedaan-perbedaan dari berbagai tulisan yang dapat dijadikan penulisan awal sebuah tinjauan literatur Sylvester et al, 2013. Selain itu pada bagian ini dapat memberikan landasan teori atau konsep yang akan digunakan, memperkuat pertanyaan dalam tulisan, meluruskan mengenai tulisan-tulisan yang ditulis oleh penulis artikel sebagai sebuah penyempurnaan tulisan, dan memvalidasi metode serta pendekatan dari para penulis artikel sebelumnya Hart, 1998; Levy & Ellis, 2006. - Tinjauan literatur itu sendiri yang berfokus pada peninjauan lebih lanjut dari sebuah artikel atau lebih yang ditulis oleh orang lain. Hal ini ditujukan untuk menyediakan sesuatu yang baru dengan berbasiskan tulisan yang sudah ada sebelumnya. Menurut Green et al 2006 menyatakan bahwa tinjauan literatur merupakan tulisan yang memiliki tujuan secara menyeluruh untuk membuktikan tulisan yang ada dengan kondisi yang ada secara nyata di lapangan tanpa harus menggunakan data primer sebagai data acuan utama penulisan. Kemudian terdapat enam langkah umum dalam melakukan tinjauan literatur Paré et al, 2015 1. Merumuskan pertanyaan penelitan serta tujuan dari penulisan artikel 2. Mencari studi-studi literatur yang sesuai dengan topik yang akan diulas atau dilakukan tinjauan penulisan 3. Menentukan bagian-bagian apa saja yang nantinya akan dimasukkan ke bagian tinjauan literatur 4. Menilai kualitas dari data primer pada artikel-artikel yang akan ditinjau 5. Menyaring data untuk keperluan tinjauan literatur 6. Menganalisis data-data yang telah dimasukkan ke dalam tinjauan literatur Terdapat beberapa jenis dari tinjauan literatur atau literature review menurut Paré et al 2015 • Narrative Reviews Peninjauan yang dilakukan dengan mencoba untuk meringkas hasil dari tulisan yang sudah ada tanpa mengeneralisasikan artikel-artikel yang telah ditinjau satu sama lainnya sehingga hanya menjelaskan per bagian dari masing-masing artikel Davies, 2000; Green et al, 2006. • Descriptive or Mapping Reviews Menentukan isi dari topik sebuah artikel yang dihubungkan dengan proposisi, teori, metodologi, atau temuan-temuan yang sudah ada sebelumnya King & He, 2005; Paré et al, 2015. Jenis tinjauan ini dilakukan dengan sistematis yaitu dengan tahapan pencarian, penyaringan, pengelompokkan dari artikel-artikel yang akan ditinjau Petersen et al, 2015. • Scoping Reviews Mengindikasikan pada tahapan awal mengenai sifat literatur yang masih ada mengenai topik yang akan ditinjau lebih lanjut. Tinjauan ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji tingkat jangkauan dan sifat dari sebuah penulisan tertentu atau mengidentifikasi perbedaan pemikiran dari masing-masing artikel yang akan ditinjau Paré et al, 2015. • Forms of Agregative Reviews Melakukan tinjauan secara sistematis dengan cara mencoba untuk mengumpulkan, menilai, lalu mensintesis dalam satu tinjauan terkait dengan bukti-bukti empiris yang telah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya untuk menjawab pertanyaan dari penulisan dan memfokuskan topik penulisan dengan fokus pada artikel-artikel yang sudah ada untuk ditinjau Liberati et al, 2009. • Realist Reviews Tinjauan yang menginterpretasikan hasil dari teori-teori yang telah dikembangkan kembali untuk menginformasikan, meningkatkan, serta melengkapi artikel-artikel sebelumnya dengan memahami hasil data yang terdapat di artikel-artikel yang akan ditinjau sebagai hasil dari tinjauan pada akhirnya Greenhalgh et al, 2011. • Critical Review Memberikan tulisan berupa evaluasi yang bersifat kritis dengan analisis pemikiran yang telah diinterpreasikan dari artikel-artikel yang ditinjau yang berkaitan dengan topik tertentu untuk mengungkapkan terkait kelemahan, kekuatan, kontradiksi, konsistensi dari artikel yang berkaitan dengan hipotesis, metode penelitian, dan hasil dari sebuah artikel Baumeister & Leary, 1997; Kirkevold, 1997. Berdasarkan penjelasan mengenai metode di atas, penulisan literature review ini merupakan literature review yang termasuk ke dalam bagian Descriptive or Mapping Reviews. Hal ini dikarenakan artikel-artikel yang telah dipilih dan ditetapkan sebagai bahan untuk melakukan literature review akan dikelompokkan menjadi sub-kelompok kecil yang akan menjelaskna mengenai topik yang diangkat pada penulisan ini. Dari pengelompokkan yang dilakukan selanjutnya akan dilihat bagaimana keterkaitan antara satu artikel dengan artikel lainnya sehingga dapat menggambarkan dan menjelaskan tinjauan literatur yang dilakukan. Tinjauan yang dilakukan juag melalui tahapan pencarian mencari artikel-artikel yang sesuai dengan topik penulisan, penyaringan artikel yang ada dipilih untuk dilakukan peninjauan literatur lebih lanjut dan pengelompokkan artikel yang telah ditetapkan kemudian dikelompokkan menjadi sub-kelompok kecil sebagai sebuah pembahasan. IV. Hasil Konsep-konsep Kunci Pengobatan Tradisional Pengobatan tradisional adalah pengobatan yang menggunakan bahan-bahan yang bersifat alamiah, salah satunya dengan memanfaatkan tumbuhan yang dapat diolah menjadi obat yang dapat membantu proses penyembuhan terkait permasalahan kesehatan. Pengobatan tradisional dengan menggunakan bahan-bahan alami juga bertujuan dalam bentuk promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif Hidayati & Perwitasari, 2011. Pengobatan tradisional pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan pengobatan konvensional yaitu sama-sama bertujuan untuk mengobati seseorang dengan berbagai cara sesuai dengan karakteristik dari pengobatannya. Oleh karena itu pengobatan tradisional harus sesuai dengan kaidah pelayanan kesehatan yaitu secara medis dapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu pengobatan tradisional juga harus melakukan pengujian ilmiah terkait dengan khasiat, keamanan dan standar kualitasnya Hidayati & Perwitasari, 2011. Pengobatan tradisional biasanya merupakan warisan dari leluhur yang tetap dilestarikan sebagai tradisi dari suatu kelompok masyarakat dan hingga saat ini telah terbukti efikasinya secara ilmiah Syukur dan Hernani, 2002. Karena pengobatan tradisional bersifat turun-temurun yang diwariskan oleh leluhur atau nenek moyang, maka masalah yang timbul dari perkembangan zaman adalah proses modernisasi yang dapat mengikis mekanisme pengobatan tradisional, sehingga rawan terjadi kelunturan pada pengetahuan terkait dengan pengobatan modern Windardi et al, 2006. Namun karena pengobatan tradisional dinilai sebagai jalan keluar dari pengobatan konvensional yang dianggap sulit untuk diakses karena kondisi mengenai ekonomi, maka pengobatan tradisional menjadi sebuah alternatif untuk masyarakat kelas mengah bawah untuk dapat mengakses pengobatan terkait masalah kesehatan. Pengobatan tradisional dianggap sebagai pengobatan yang murah dan mudah untuk diakses Triratnawati, 2010 sehingga tetap menjadikan pengobatan tradisional eksis di tengah perkembangan pengobatan konvensional pada zaman modern saat ini Complementary Alternative Medicine CAM Pengobatan tradisional dianggap sebagai alternatif dalam mengakses pengobatan atau disebut sebagai Complementary Alternative Medicine CAM. CAM sendiri merupakan pengobatan dengan sistematika terapi dengan menggunakan bahan-bahan yang besifat alami herbal, selain itu juga mencakup bahan-bahan mineral yang mengandung manfaat yang baik bagi kesehatan dan tubuh. CAM juga dapat berbentuk terapi terkait dengan body and mind medicine, seperti meditasi, yoga, ataupun akupuntur dan manipulative body yang mencakup spinal manipulation serta massage therapy Smith el al, 2004. Berdasarkan hasil dari National Health Interview Survey NHIS pada tahun 2007 menunjukkan bahwa CAM dijadikan sebagai terapi yang dilakukan oleh orang-orang dewasa Amerika dalam mengatasi permasalahan terkait kesehatan sebanyak 38%. Di Indonesia CAM sendiri sudah digunakan lebih dari 40% selama 10 tahun terkahir tercatat dari tahun 2000 yang dijadikan kebijakan lebih lanjut terkait dengan keamanan dan efektivitas pengobatan komplementer alternatif Ditjen Bina Upaya Kesehatan, 2010. CAM diperkirakan dapat menjadi sebuah pilihan untuk mengakses pengobatan terkait kesehatan dan berdampingan dengan pengobatan konvensional modern, selain itu juga dapat menjadi penunjang bagi pengobatan konvensional dalam menangani pengobatan Purnamaswari, 2018. Temuan Pengobatan Tradisional sebagai Pengobatan Alternatif Pengobatan tradisional yang terdiri dari bahan-bahan bersifat alami atau herbal dapat dijadikan sebagai obat untuk mengatasi permasalahan kesehatan. Obat tradisional pada dasarnya memiliki keragaman yang sangat banyak, setiap bahan alami memiliki fungsi dan manfaatnya tersendiri untuk proses pengobatan kesehatan. Dari artikel jurnal yang telah didapatkan oleh penulis, obat tradisional dapat digunakan untuk mengobati penyakit seperti hipertensi, kanker, HIV/AIDS, malaria, ataupun peripheral coldness. Menurut studi dari Purnamaswari 2018 penggunaan obat-obatan tradisional dapat mengatasi permasalahan mengenai hipertensi, dan banyak dari pengidap hipertensi yang menggunakan obat-obatan tradisional dalam mengatasi masalah kesehatannya tersebut. Namun hasil dari penelitiannya menunjukkan bahwa kebanyak orang belum mengetahui zat-zat aktif yang terkandung dalam bahan alami sehingga saat bersamaan mengomsumsi obat dari pengobatan konvensional berujug pada hadirnya efek samping karena dosis pemakaian obat yang salah dan percampuran antara obat tradisional dengan obat sintesis konvensional. Selain itu studi yang relevan antara hubungan pengobatan tradisional dengan hipertensi ada dari Paramita et al 2017 menyatakan bahwa dalam studi penelitiannya orang-orang yang mengidap penyakit hipertensi juga memakai dua jenis obat, yakni obat herbal tradisional dan obat sintesis konvensional, namun hasil studinya menyatakan bahwa orang-orang yang mengomsumsi obat-obatan tradisional ternyata hanya sekitar 15,2% saja yang menggunakan obat tradisional yang sudah lulus uji tahapan BPOM tentang kriteria jamu yang dikomsumsi. Dari dua studi tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat upaya pengomsumsian obat-obatan tradisional untuk membantu menangani permasalahan hipertensi, tetapi selain mengomsumsi obat-obatan tradisional orang-orang yang mengidap hipertensi juga mengomsumsi obat-obatan dari pengobata konvensional namun terdapat masalah yang timbul, yakni belum mengertinya orang-orang terkait dengan kandungan apa saja yang ada dalam obat-obatan tradisional sehingga apabila digabungkan bersama obat-obatan konvensional menghasilkan efek samping yang kurang baik bagi tubuh maupuun kesehatan. Studi selanjutnya dari Radji et al 2010 yang hasil studinya menyatakan bahwa pasien penderita kanker, khususnya kanker serviks yang menjadi fokus studinya, menunjukkan adanya penggunaan obat tradisional yang diselingi dengan obat-obatan dari pengobatan konvensional sebanyak 61,8%. Hasil studinya juga menunjukkan adanya hubungan antara tingkat stadium kanker yang diderita oleh pasien kanker serviks dengan pengomsumsian obat-obatan tradisional. Pasien yang baru pada tahapan awal stadium I mengomsumsi obat-obatan tradisional dengan harapan pencegahan penyakit kanker agar tidak semakin parah. Dari pengomsumsian obat-obatan tradisional dianggap memiliki efek sedikit membantu proses penyembuhan menurut pasien penderita kanker yang mengomsumsi obat-obatan tradisional. Sedangkan menurut Lee et al 2018 menyatakan bahwa pasien penderita kanker dengan permasalahan sulitnya untuk tidur karena kondisi fisik dan psikis yang terguncang akibat mengidap kanker diberikan obat tradisional, Gamiguibi-tang, untuk membantu para pengidap kanker dapat tertidur dengan mudah dan tanpa ganggung. setelah dilakukan uji selama 2 minggu dianggap bahwa obat tradisional dapat membantu sedikit untuk mengatasi permasalahan sulit tidur yang dirasakan oleh para pasien pengidap kanker. Dapat disimpulkan dari kedua studi tersebut bahwasannya obat tradisional dianggap sebagai sebuah pelengkap untuk proses penyembuhan seseorang dari penyakit kanker. Hal ini sesuai dengan hasil temuan studi dari Radji et al 2010 yang menyatakan bahwa obat-obatan tradisional dianggap sebagai proses pencegahan penyakit kanker yang lebih parah, dan dari studi Lee et al 2018 yang menyatakan bahwa obat tradisional dapat membantu proses penanganan kondisi dari pasien pengidap kanker setidaknya dengan memperingan efek sakit yang dihasilkan dari kanker. Selanjutnya studi dari Nishida et al 2015 menyatakan bahwa di Jepang obat tradisional menajadi salah satu pengobatan yang terpercaya untuk menangani sebuah penyakit, khususnya mengenai peripheral coldness yang menjadi fokus pada studi yang dilakukan. Penggunaan obat tradisional, Tokishigyakukagoshuyushokyoto TJ-38 diberikan selama 8 minggu percobaan dan hasilnya menunjukkan hal yang positif, dimana TJ-38 dianggap dapat memperlancar aliran darah para perempuan yang sering menghadapi masalah terkait peripheral coldness dan mengatasi persepsi terkait dingin yang meyerang. Hal ini dapat disimpulkan bahwa obat tradisional dapat mengatasi permasalahan secara efektif dan tidak kalah dengan pengobatan yang dilakukan secara konvensional, terlebih Jepang merupakan salah satu negara yang meyakini bahwa pengobatan tradisional menjadi sebuah pilihan utama dalam pengobatan. Namun terdapat studi yang dianggap kontadiksi dari studi-studi mengenai pengobatan tradisional sebelumnya. Studi yang pertama dari Auberbatch et al 2012 yang menyatakan bahwa penggunaan bahan alami yang salah dapat menimbulkan efek negatif berupa penyakit kronis lainnya. Hasil studi menunjukkan bahwa terdapat kesalahan dalam menggunakan bahan-bahan alami untuk pengobatan tradisional para pengidap HIV/AIDS, dan pada akhirnya menimbulkan penyakit Liver karena penggunaan bahan yang salah. Studi selanjutnya dari Haile et al 2017 menyatakan bahwa penggunaan obat-obat tradisional dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang, kecenderungan orang dengan tingkat pendidikan rendah akan dengan sembarangan mengguanakan obat-obat tradisional tanpa tahu kandung serta efek samping dari pengomsumsian obat tradisional tersebut, dan kebanyakan seseroang mengomsumsi obat tradisional hanya karena saran dari kerabat ataupun teman tanpa menelusurinya lebih lanjut. Dan studi yang terakhir dari Willcox et al 2004 yang menyatakan dalam menangani permasalahan malaria tidak sedikit orang yang menggunakan obat-obatan tradisional, namun mereka yang mengomsumsi obat-obatan tradisional tersebut belum mengetahui keamanan serta kemanjuran dari obat tradisiona; tersebut, tidak adanya dosis yang pasti dalam pengomsumsian obat, dan jenis variasi tanaman obat yang tidak diukur dan dipertimbangkan komposisisnya. Dapat disimpulkan dari studi tersebut bahwa pengobatan tradisional juga dapat membawa dampak yang negatif karena ketidaktahuan seseroang dalam mengomsumsinya sehingga dapat menimbulkan efek yang negatif dan berbahaya. Oleh karena penting untuk mengetahui mengenai khasiat, manfaat, serta efek samping dalam mengomsumsi obat-obatan tradisional. Pengobatan Tradisional di Indonesia Pengobatan tradisional sudah ada di Indonesia sedari lama dan merupakan warisan dari nenek moyang yang terus dijaga dan dilestarikan oleh kelompok-kelompok masyarakat yang ada di Indonesia. Alasan pelestarian tersebut adalah karena merupakan bagian dari adat maupun tradisi yang harus tetap dipertahankan agar tidak hilang begitu saja. Salah satunya adalah mengenai pengobatan dengan menggunakan bahan-bahan alami yang diyakini dapat menyembuhkan sebuah penyakit. Berikut adalah studi-studi yang menggambarkan kondisi pengobatan tradisional yang ada di Indonesia. Studi pertama ada dari Triratnawati 2010 yang menyatakan bahwa pengobatan tradisional di Indonesia menjadi hal yang dipilih oleh masyarakat menengah bawah dengan alasan mudah untuk diakses karena murah, mudah dijangkau karena tidak mengharuskan pergi dari rumah, dan tidak memiliki efek samping yang begitu berbahaya. Perlu adanya kesetaraan antara pengaksesan dalam layanan kesehatan baik secara konvensional maupun tradisional, mengingat masyarakat Indonesia yang beragam dari status ekonomi dan pengetahuan mengenai pengobatan. Dapat disimpulkan bahwa perlu adanya pemerataan dalam sistem pengobatan yang ada di Indonesia, baik dari yang konvensional maupun yang tradisional agar adanya kesetaraan di antara masyarakat dari berbagai kelas. Studi selanjutnya dari Dewoto 2007 yang menyatakan bahwa perlu adanya pengujian secara klinis untuk obat-obatan tradisional agar dapat diketahui bagaimana khasiat, manfaat, maupun efek samping yang dihasilkan. Oleh karenanya hadir fitofarmaka sebagai wujud pengembangan dari obat-obatan tradisional yang ada di Indonesia dan sifatnya sudah lulus ujis secara klinis, namun hal ini masih terbilang minim karena ranah medis masih enggan untuk menjadikan obat-obatan tradisional sebagai fitofarmaka yang dapat dijadikan sebagai pelayanan kesehatan formal. Dapat disimpulkan bahwa perkembangan pengobatan tradisional sudah berkembang dan bertranformasi menjadi fitofarmaka yang dapat menjadi pelayanan kesehatan formal, namun hal ini perlu dukungan dari semua pihak agar dapat terwujud pengembangan pengobatan tradisional. Studi selanjutnya dari Mulyani et al 2016 yang meyatakan bahwa obat-obatan tradisional dapat menyembuhkan berbagai penyakit dalam yang berdasar pada manuskrip jawa Serat Primbon Jampi Jawi Jilid I yang ditelah diterjemahkan sebagai alat untuk melakukan analisis. Dalam manuskirp tersebut tercatat bahan-bahan yang bersifat tradisional dapat menyembuhkan penyakit, khususnya penyakit dalam yang dipercayai oleh orang Jawa karena merupakan produk dari nenek moyang yang ditinggalkan dalam bentuk tulisan. Dapat disimpulkan dari studi tersebut bahwa pengobatan tradisional memang merupakan warisan dari para leluhur atau nenek moyang yang terus dilestarikan secara turun-temurun sebagai bagian dari tradisi maupun adat pada suatu kelompok atau wilayah. Studi selanjutnya dari Ningsi et al 2018 yang menyatakan bahwa Suku Muna di Indonesia masih menjadikan tumbuhan Soliti sebagai sebuah pengobatan tradisional yang membawa banyak manfaat, mulai dari penyembuhan pada penyakit katarak hingga obat bagi perempuan yang habis melahirkan. Tumbuhan Soliti dianggap sebagai pengobatan yang efektif dan manjur karena resiko akan efek samping tebilang kecil, biaya relatif murah, sebagai alternatif pengobatan, dan mudah untuk didapatkan. Selain itu dengan pemanfaatan tumbuhan Soliti sebagai pengobatan tradisional juga dapat mewujudkan kearifan lokal yang ada dengan fungsi sosial-budaya, ekonomi, dan keyakinan masyarakat yang terus terjaga. Dapat disimpulkan bahwa masih terdapat kelompok yang melestarikan dan menjaga adat serta tradisi terkait pengobatan tradisional di Indonesia Berbeda dari studi sebelumnya yang dapat dikatakan melestarikan adat dan tradisi dalam pengobatan tadisional, studi yang terakhir dari Ningsih 2016 menyatakan bahwa masyarakat Suku Tengger yang berada di Kabupaten Lumajang dan Malang telah sedikit melupakan tradisi terkait pengobatan tradisional dengan menggunakan tumbuhan-tumbuhan yang menjadi ciri khas dari Suku Tengger. Hal ini dikarenakan adanya budaya modernisasi yang mulai melunturkan kelestarian dalam pengobatan tradisional, untuk itu perlu ditingkatkan lagi proses pelestarian adat dan tadisi dalam pengobatan tradisional yang khas dari Suku Tengger di kawasan Kabupaten Lumajang dan Malang. Dapat disimpulkan bahwa pengobatan tradisional yang sifatnya turun-temurun dapat hilang apabila tidak dilestarikan karena adanya perubahan zaman, oleh karenanya butuh komitmen kuat untuk dapat mempertahankan adat dan tadisi mengenai pengobatan tradisional yang khas. Persepsi Terhadap Pengobatan Tradisional Pembahasan selajutnya akan membahas mengenai bagaimana pandangan atau persepsi dari masyarakat yang ada di Indonesia terkait dengan pengobatan tradisional yang eksis di Indonesia. Berikut adalah hasil studi yang didapatkan Studi dari Hidayati & Perwitasari 2011 menyatakan bahwa tingkat persepsi masyarakat Indonesia terhadap pengobtan tradisional sudah baik, ditandai dengan percayanya masyarakat dalam pengomsumsian obat-obatan tradisional. Hasil dari studi yang dilakukan menunjukkan bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap penggunaan pengobatan tradisional. Hal ini dapat didukung dari studi yang dikemukakan oleh Ismarani 2013 yang menyatakan bahwa orang yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan cenderung untuk tidak menggunakan obat-obatan tradisional, namun bukan berarti menutup diri akan mengomsumsi obat tradisional, orang dengan status pendidikan tinggi akan menggunakan obat-obatan tradisional saat sudah terpercaya kekhasiatannya dan menggunakannya saat sedang sakit saja. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan obat-obatan tradisional bagi masyarakat Indonesia bukanlah suatu hal yang aneh dan dihindari, namun memang beberapa dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang dimiliki oleh seseorang. Seseorang cenderung tidak menggunakan obat-obatan tradisional saat mereka memiliki status pendidikan yang tinggi dan lebih memiliki pergi ke pengobatan konvensional seperti rumah sakit. Namun hal ini tidak menutup kemungkinan untuk mereka dapat mengomsumsi obat-obatan tradisional, mereka yang memiliki status pendidikan tiggi akan mengomsumsi obat tradisional saat mereka sedang sakit. Tetapi secara keseluruhan persepsi masyarakat Indonesia terhadap pengobatan tradisional dinilai cukup baik. V. Kesimpulan Pengobatan tradisional menjadi salah satu alternatif untuk pengobatan kesehatan di Indonesia. Hal ini dikarenakan pengobatan tradisional merupakan warisan dari para leluhur dan nenek moyang yang perlu dijaga dan dilestarikan meskipun adanya pengaruh modernisasi sebagai sebuah perkembangan zaman. Meskipun demikian pengobatan tradisional semakin berkembang dan eksis di masyarakat di seluruh negara, khususnya Indonesia. Pengobatan tradisional menjadi alternatif yang sangat cocok untuk masyarakat kalangan kelas menengah bawah karena mudah untuk diakses murah, mudah untuk dijangkau dekat, dan tidak memiliki efek samping yang begitu besar. Kendati demikian masih terdapat permasalahan terkait dengan pengobatan tradisional yang dianggap sebagi hal yang tidak perlu diketahui lebih dalam bagi beberapa masyarakat yang pada akhirnya dapat menimbulkan efek negatif bagi kehidupan. Kurangnya sosialisasi terkait dengan pengobatan tradisional dalam hal khasiat, manfaat, maupun efek samping dengan pengetahuan masyarakat yang masih terbatas terkait pengobatan tradisional menjadikan timbulnya sebuah permasalahan terkait hal tersebut. Oleh karena itu perlu adanya dukungan dari semua pihak untuk terus dapat mengembangkan pengobatan tradisional yang dapat menjadi sebuah alternatif pilihan pengobatan bagi setiap orang tanpa merendahkan pengobatan secara konvensional. Sehingga antara pengobatan tradisional dengan pengobatan konvensional dapat berjalan beriiringan dan saling melengkapi satu sama lain. REFERENSI Aditama, T. Y. 2014. Jamu dan Kesehatan. Jakarta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Auerbach, B. J., et al. 2012. Traditional Herbal Medicine Use Associated with Liver Fibrosis in Rural Rakai, Uganda. PLOS ONE. Vol. 07 No. 11. Dewoto, H. R. 2007. Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi Fitofarmaka. Maj Kedokteran Indonesia. Vol. 57. Ersam, T. 2004. Keunggulan Biodiversitas Hutan Tropika Indonesia dalam Merekayasa Model Molekul Alami. Prosiding Seminar Nasional Kimia VI. ITS Surabaya. Green B. N., et al. 2006. Writing Narrative Literature Reviews for Peer-reviewed Journals Secrets of the Trade. Journal of Chiropractic Medicine. Vol. 5 101–117. Greenhalgh T., et al. Protocol–realist and Meta-narrative Evidence Synthesis Evolving Standards Rameses. BMC Medical Research Methodology. 115. Haile, K. T., et al. 2017. Traditional Herbal Medicine Use Among People Living with HIV/AIDS in Gondar, Ethiopia Do Their Health Care Providers Know?. ELSEVIER. Vol. 35 14-19. Hariana, A. 2005. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Seri I. Jakarta Penebar Swadaya. Hidayati, A., Dyah A. P. 2011. Persepsi Pengunjung Apotek Mengenai Penggunaan Obat Bahan Alam sebagai Alternatif Pengobatan di Kelurahan Muja Muju Kecamatan Umbul Harjo Kota Yogyakarta. Kerjasama Fakultas Farmasi dan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan. ISBN 978-979-18458-4-7. Ismarani. 2013. Kajian Persepsi Konsumen Terhadap Penggunaan Obat Herbal Kasus di UNISMA Bekasi. CEFARS Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah. Vol. 04 Kemenkes RI, Ditjen BUK. 2010 Pengobatan Komplementer Tradisional – Alternatif. Diakses melalui 17 Desember 2019. Komalasari, O., dan Jumiarni W. 2017. Eksplorasi Jenis dan Pemanfaatan Tumbuhan Obat Pada Masyarakat Suku Muna di Permukiman Kota Wuna. Traditional Medicine Journal. Vol. 22 45-56. Lee, J. Y., et al. 2017. Efficacy and Safety of The Traditional Herbal Medicine, Gamiguibi-tang, in Patients with Cancer-Related Sleep Disturbance A Prospective, Randomized, Wait-List-Controlled, Pilot Study. Integrative Cancer Therapies. Vol. 17 No. 02 524-530. Liberati A., et al. 2009. Moher D. The Prisma Statement for Reporting Systematic Reviews and Meta-analyses of Studies that Evaluate Health Care Interventions Explanation and Elaboration. Annals of Internal Medicine. Vol. 151 W-65. Mulyani, H., et al. 2016. Tumbuhan Herbal sebagai Jamu Pengobatan Tradisional Terhadap Penyakit Dalam Serat Primbon Jampi Jawi Jilid I. Jurnal Penelitian Humaniora. Vol. 21 No. 02 73-91. Ningsi et al. 2018. Pemanfaatan Tumbuhan Soliti Wrightia Aborea sebagai Pengobatan Herbal Tradisional pada Masyarakat Suku Muna. JPeB. Vol. 03 No. 02 32-40. Ningsih, Indah Y. 2016. Studi Etnofarmasi Penggunaan Tumbuhan Obat oleh Suku Tengger di Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur. PHARMACY. Vol. 13 No. 01. Nishida, S., et al. 2015. Effect of Traditional Herbal Medicine on Peripheral Blood Flow in Women Experiencing Peripheral Coldness A Randomized Controlled Trial. Bio Med Central. Vol. 15 105. Paramita, S., et al. 2017. Pola Penggunaan Obat Bahan Alam sebagai Terapi Komplementer pada Pasien Hipertensi di Puskesmas. Jurnal Sains dan Kesehatan. Vol. 01 No. 07. Paré G., et al. 2015. Synthesizing Information Systems Knowledge A Typology of Literature Reviews. Information & Management. Vol. 52 183–199. Petersen K., et al. 2015. Guidelines for Conducting Systematic Mapping Studies in Software Engineering An Update. Information and Software Technology. Vol. 64 1–18. Purnamaswari, N. G. A. M. 2018. Kajian Penggunaan Obat Tradisional sebagai Komplementer dalam Mengobati Hipertensi di Universitas Surabaya. Calyptra Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. Radji, M., et al. 2010. Penggunaan Obat Herbal pada Pasien Kanker Serviks. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia. Vol. 08 No. 01 33-39. Rosita, R. P. H. 2007. Penggalian IPTEK Etnomedisin di Gunung Gede Pangrango. Bul. Littro. Vol. 18 13-28. Smith V., et al. 2011. Methodology in Conducting a Systematic Review of Systematic Reviews of Healthcare Interventions. BMC Medical Research Methodology. Vol. 11 15. Sylvester A., et al. 2013. Beyond Synthesis Re-presenting Heterogeneous Research Literature. Behaviour & Information Technology. Vol. 32 1199–1215. Syukur, C., dan Hernani. 2002. Budidaya Tanaman Obat Komersial Cetakan 2. Jakarta Penebar Swadaya. Triratnawati, A. 2010. Pengobatan Tradisonal, Upaya Meminimalkan Biaya Kesehatan Masyarakat Desa di Jawa. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan. Vol. 13 No. 02 69-73. Willcox, M. L., dan Gerard B. 2004. Traditional Herbal Medicine for Malaria. BMJ. Vol. 329. Windardi, Rahayu., dan Rustiami. 2006. Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Bahan Obat oleh Masyarakat Lokal Suku Muna di Kecamatan Wakarumba, Kabupaten Muna, Sulawesi Utara. Biodiversitas. Vol. 7 333-339. Copy protected with ResearchGate has not been able to resolve any citations for this merupakan masalah kesehatan utama di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Penggunaan obat tradisional sebagai bagian dari pengobatan hipertensi semakin meningkat dalam dekade terakhir. Hal ini disebabkan adanya beberapa faktor, terutama harga obat tradisional yang dianggap lebih murah dengan efek samping yang dianggap lebih sedikit. Penelitian ini mencoba melihat pola penggunaan obat bahan alam sebagai terapi komplementer pada pasien hipertensi di Puskesmas. Penelitian merupakan studi deskriptif yang dilakukan di Puskesmas Sempaja Kota Samarinda pada periode September 2016, dengan mewawancarai 62 pasien hipertensi terkait penggunaan obat bahan alam. Hasil penelitian menunjukkan 70,9% pasien hipertensi di puskesmas juga menggunakan obat bahan alam. Seluruh pasien menggunakan obat bahan alam yang secara teori memang terbukti menurunkan tekanan darah. Namun demikian tidak ada obat bahan alam yang digunakan termasuk obat herbal terstandar atau fitofarmaka. Hanya 15,2% pasien yang menggunakan obat bahan alam yang sesuai dengan peraturan BPOM tentang kriteria jamu. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan masih perlunya edukasi penggunaan obat bahan alam di masyarakat untuk penatalaksanaan hipertensi. Jee Young LeeHye Kyung OhHan Sung RyuSeong Woo YoonBackground Sleep disturbance is the second most bothersome symptom in patients with cancer, and it can significantly impair their quality of life. The aim of this study was to investigate the efficacy and safety of the traditional herbal medicine Gamiguibi-tang GGBT in patients with cancer-related sleep disturbance. Methods We conducted a prospective, randomized, wait-list-controlled, open-label pilot clinical trial on cancer-related sleep disturbance. Patients with cancer experiencing poor sleep quality with a Pittsburgh Sleep Quality Index of at least 6 were randomly assigned to the GGBT and wait-list groups to receive GGBT and conventional care, respectively, for 2 weeks. The primary endpoint was the Insomnia Severity Index ISI score. Fatigue, depression, and cognitive impairment were assessed as the secondary endpoints by using the Brief Fatigue Inventory BFI, Beck Depression Inventory BDI, and Montreal Cognitive Assessment MoCA. Results Thirty participants who met the eligibility criteria were enrolled. Sleep disturbance assessed using the ISI improved significantly more in the GGBT group than in the wait-list group ± vs ± P 50% were 32% and 0%, respectively p = Mean values of percent recovery of skin temperature did not differ between the two groups. The present clinical trial supports that a traditional herbal medicine relieves peripheral coldness in women probably through the improvement of peripheral blood medicines have widely been used to treat many type of diseases despite the advance of standard or conventional therapy. In fact, many people in Indonesia use medicinal plant as their customary part of life. Therefore, it is necessary to further explore the use of herbal medicines through modern perception. In this study we would like to know the frequency and species of herbal medicines used among cervical cancer patients in National Cancer Hospital Dharmais, Jakarta, Indonesia and also to assess the relationship between age, education, jobs, stage of cancer, and payment status of the patients. The results were 61,8% patients used herbal medicines. The herbal medicines used most were mahkota dewa Phaleria macrocarpa Scheef. Boer!. temu putih Curcuma zedoaria Rose. and buah merah Pandanus conoideus Lam 17,6%. There was a significant relationship p=O,039between the use of herbal medicines and stage of cancer but no relationship between age, education, occupation, income and payment status with the use of herbal MulyaniSri Harti Widyastuti Venny EkowatiPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis tumbuhan herbal yang dimanfaatkan sebagai pengobatan tradisional terhadap penyakit dalam manuskrip Jawa, yakni Serat Primbon Jampi Jawi Jilid I SPJJ I koleksi Reksapustaka Mangkunegaran Surakarta. Metode yang digunakan adalah deskriptif-analitis dengan pendekatan ilologi modern. Pendekatan ilologi modern digunakan untuk membedah manuskrip SPJJ I. Deskripsi dilakukan untuk tumbuhan herbal yang bermanfaat sebagai pengobatan tradisional terhadap penyakit dan analisis kandungan beserta khasiatnya. Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa tumbuhan herbal yang ditemukan terdiri atas akar, rimpang, umbi, kulit kayu, batang, daun, bunga, buah, dan biji. Di samping itu, juga ditemukan bahan-bahan jamu sebagai pelengkapnya, yaitu, garam, inggu, tembakau sata awon, air jeruk nipis, air jeruk purut, air perasan daun iler, air susu ibu, air tawar dingin, panas, dan cuka. Cara pengolahan bahan racikan jamu, yaitu dibakar, digigit-gigit, digoreng, dihaluskan dipipis, didheplok, digerus, dijemur, dikukus, direbus, dan direndam. Adapun cara pemberian jamu, yaitu di-borèh-kan, di-cekok-kan, diminumkan, di-param-kan, di-pupuk-kan, dan di-tapel-kanBackground People living with HIV/AIDS PLWHA are increasingly using herbal remedies due to the chronic nature of the disease, the complexities of treatment modalities and the difficulty in adhering to the therapeutic regimens. Yet, research on herbal medicine use in this patient population is scarce in Ethiopia. The present study aimed at investigating the prevalence and factors associated with the use of traditional herbal medicine among PLWHA in Gondar, Ethiopia. Methods A cross sectional survey was conducted on 360 PLWHA attending the outpatient clinic of University of Gondar referral and teaching hospital from September 1 to 30, 2016. A questionnaire about the socio-demographic, disease characteristics as well as traditional herbal medicine use was filled by the respondents. Descriptive statistics, univariate and multivariate logistic regression analyses were performed to determine prevalence and correlates of herbal medicine use. Results Out of 360 respondents, 255 used traditional herbal medicine. The most common herbal preparations used by PLWHA were Ginger Zingiber officinale 47%, Garlic Allium sativum L. and Moringa Moringa stenopetala Majority of herbal medicine users rarely disclose their use of herbal medicines to their health care providers Only lower educational status was found to be strong predictors of herbal medicine use in the multivariate logistic regression. Conclusions The use of herbal medicine among PLWHA is a routine practice and associated with a lower educational status. Patients also rarely disclose their use of herbal medicines to their health care providers. From the stand point of high prevalence and low disclosure rate, health care providers should often consult patients regarding herbal medicine Systematic mapping studies are used to structure a research area, while systematic reviews are focused on gathering and synthesizing evidence. The most recent guidelines for systematic mapping are from 2008. Since that time, many suggestions have been made of how to improve systematic literature reviews SLRs. There is a need to evaluate how researchers conduct the process of systematic mapping and identify how the guidelines should be updated based on the lessons learned from the existing systematic maps and SLR guidelines. Objective To identify how the systematic mapping process is conducted including search, study selection, analysis and presentation of data, etc.; to identify improvement potentials in conducting the systematic mapping process and updating the guidelines accordingly. Method We conducted a systematic mapping study of systematic maps, considering some practices of systematic review guidelines as well in particular in relation to defining the search and to conduct a quality assessment. Results In a large number of studies multiple guidelines are used and combined, which leads to different ways in conducting mapping studies. The reason for combining guidelines was that they differed in the recommendations given. Conclusion The most frequently followed guidelines are not sufficient alone. Hence, there was a need to provide an update of how to conduct systematic mapping studies. New guidelines have been proposed consolidating existing article examines the nature, role and function of the literature review in academic discourse. Researchers in information systems IS are often advised to espouse a neutral viewpoint and adapt the goal of synthesising previous literature when conducting a literature review. However, since research literature in many areas of IS is diverse and heterogeneous, this synthesis is not value neutral, but is a construction of the researchers. We suggest that other goals and viewpoints for reviewing and presenting previous literature are possible, and in some cases, desirable. Using the example of service quality literature, we use a lens of historical discourse, and techniques of soft systems analysis and rich pictures, to present previous research literature on ServQual-related research in IS and electronic commerce. We identify seven stories’ from service quality research literature and analyse the clients, actors, transformations, world-view weltanschauung, owners and environment in each story. We conclude that alternative presentations of research literature can offer fresh insights, especially in areas where the research literature is diffuse, contradictory and heterogeneous.
CaraMengobati Wasir Luar Dengan Bawang Putih - Penyakit wasir atau ambeien disebabkan melebar atau membengkakanya tiga pembuluh darah balik (arteria) dianus. Akibatnya timbul rasa nyeri di areal tersebut. Faktor keturunan, pola diet yang tidak seimbang, serta kesibukan yang membuat stress dapat memicu munculnya keluhan ambeien.
  1. Շէχоቄαтዬ ςቲ
  2. Еփኇ еյεሴаտ
    1. Иςяклዛմ чоф пеቄ
    2. Езицу ч ንπе
Citrussinensis PENGOBATAN TRADISIONAL ORANG BUGIS-MAKASSAR Authors: Dloyana Kusumah Abstract Sesungguhnya, masyarakat Bugis-Makassar sebagaimana halnya suku-suku bangsa lain di Indonesia, sejak
CaraMengobati Stroke Secara Tradisional - Hampir 85% stroke iskemik disebabkan oleh :. Sumbatan oleh bekuan darah; Penyempitan sebuah arteri atau beberapa arteri yang mengarah ke otak atau; Embolus (kotoran) yang terlepas dari jantung atau arteri ekstrakrani (arteri yang berada di luar tengkorak( yang menyebabkan sumbatan di satu atau beberapa arteri intrakrani Si3N.